Senin, 28 September 2009

Injil Thomas

Yesus Sejarah yang secara kontroversial diramaikan kembali oleh adanya Jesus Seminar sangat berkaitan erat dengan apa yang disebut sebagai ´Injil Thomas´. Injil Thomas bukan saja dijadikan salah satu buaian Jesus Seminar, namun juga dijadikan komoditi cerita-cerita fiksi sekitar kehidupan Yesus, seperti dapat kita lihat dalam film-film fiksi-sains-alkitab seperti ´Stigmata´ (Patricia Arquette) dan ´The Body´ (Antonio Bandeiras).

Pada tahun 1945-1946 di Nag Hammadi sebuah kota di Mesir di tepi sungai Nil dalam penggalian ditemukan perpustakaan kuno Gnostik Koptik. Dalam perpustakaan itu dijumpai banyak sekali naskah kuno yang ditulis diatas papirus dan dijilid dengan sampul kulit. Yang terkenal dari penemuan itu adalah ´Injil Thomas´ yang ditemukan dalam versi terjemahan Yunani yang berserakan yang diperkirakan ditulis pada tahun 150, dan terjemahan Koptik yang bernafaskan Gnostik yang berisi kumpulan 114 ´ucapan-ucapan rahasia dan perumpamaan yang dianggap sebagai ucapan Yesus´ (logion). Setengah dari isi Injil Thomas ada dalam ke-empat Injil dan setengah lainnya baru. Tepatnya, 47 logion ada dalam Injil Markus, 40 ada dalam Q, 17 ada pada Injil Matius, dan empat ada di Injil Lukas, dan lima ada di Injil Yohanes.

Kesimpulan Jesus Seminar
Yang menjadi masalah sekarang adalah apakah ´ucapan-ucapan´ baru dalam Injil Thomas itu merupakan hasil gereja atau memang adalah ´ucapan asli´ dari Yesus sendiri mengingat bahwa Injil Thomas diperkirakan lebih tua dari ke empat Injil oleh sebagian ahli. Jesus Seminar menyimpulkan bahwa karena dalam Injil Thomas ada kalimat-kalimat pendek dan kurang adanya pandangan gereja, maka dianggap Injil Thomas cukup tua sebelum gereja terbentuk, jadi lebih dekat pada sumber oralnya, jadi kemungkinannya lebih asli. Demikian juga Crossan berpendapat bahwa Ketiga Injil sudah memalsukan kata-kata ucapan Yesus. Dan Yesus dalam ketiga Injil merupakan tafsiran tentang Yesus dari kacamata Yahudi. Yesus yang asli justru yang bersifat non-yahudi dan bersifat kafir. Ini sesuai dengan gerakan dunia kafir masa itu.
John Dominic Crossan dan Jesus Seminar kemudian menyimpulkan bahwa Injil Thomas ditulis sekitar AD-50 setidaknya 20 tahun sebelum Injil Markus yang dianggap naskah tertua selama ini. Maka Injil Thomas adalah yang asli dan dianggap ´Injil ke-lima´. Bila selama ini Injil Markus dianggap yang paling tua dan menjadi sumber penulisan Injil Matius dan Lukas, maka sekarang mereka memastikan bahwa ´Injil Thomas´ lebih dekat dengan masa hidup Yesus sendiri yang tentunya akan lebih asli. Itulah yang disimpulkan Jesus Seminar. Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan itulah maka Jesus Seminar mencoba untuk menyusun gambaran mengenai Yesus Sejarah, yang tentu saja berbeda dengan apa yang diajarkan dan disembah gereja selama ini. Sampai dimanakan keabsahan Injil Thomas yang di-klaim Jesus Seminar sebagai ´Injil Ke-Lima´ itu?
Injil Thomas yang ditemukan di Mesir memang kalah populer dengan penemuan ´The Dead Sea Scrolls´ (1947). Tetapi sejak diterjemahkan dalam bahasa Inggeris pada tahun 1957, Injil Thomas menarik perhatian para penyelidik dan Injil inilah yang dipopulerkan oleh Jesus Seminar. Seminar menganggap bahwa Injil ini adalah produk yang lebih tua dari ke-empat Injil sehingga tentu lebih akurat karena lebih dekat dengan hidup Yesus. Hal lain yang dikemukakan adalah bahwa ucapan-ucapan (logion) Yesus dalam Injil Thomas lebih pendek dan sederhana sehingga tentunya lebih asli di banding ke-empat Injil lainnya yang berbentuk cerita (narasi).

Nafas Gnostik
Argumentasi demikian memang menarik, tetapi perlu disadari bahwa tulisan pendek tidak selalu penunjukkan lebih tua dan asli sebab di banyak bagian lain dalam kitab-kitab Injil juga banyak bagian yang lebih pendek dari ungkapan dalam Injil Thomas. Kenyataan yang terlihat adalah bahwa Injil Thomas adalah produk Gnostik, suatu aliran sempalan yang berkembang pada abad ke-II dan ke-III. Injil Thomas ditemukan dalam pustaka Gnostik lainnya di Nag Hammadi. Mengenai faham Gnostik dibalik kitab Injil Thomas, baiklah kita mendengarkan uraian tokoh berbobot Graham Stanton dalam tulisannya berjudul ´Gospel Truth?´ (1995, hlm.27).

Stanton bukanlah tokoh asing dalam studi Perjanjian Baru, sebab ia adalah Profesor Studi Perjanjian Baru dari King´s College, University of London sejak tahun 1977. Dan pada periode tahun 1995/96 ia dipilih sebagai Presiden Masyarakat Internasional Ahli Perjanjian Baru ´Studiorum Novi Testamenti Societas.´ Ia mengemukakan bahwa pandangan Gnostik mempercayai: "dunia adalah tempat yang jahat diciptakan oleh Tuhan yang jahat, dan yang berbeda dari Tuhan yang benar dan Esa. Pengikut Gnostik Kristen menganggap diri mereka sebagai keturunan Tuhan yang esa itu, dan sebagai percikan ilahi yang terkurung dalam dunia yang jahat ini. Kristus dikirim untuk mengingatkan pengikut Gnostik mengenai hakekat diri mereka yang sebenarnya. Kristus memberitakan rahasia (gnosis) pada para pengikut Gnostik agar mereka dapat melepaskan diri dari dunia yang jahat ini dan kembali kepada Tuhan yang benar."

Dari terang faham demikian ikatan Yesus dengan sejarah abad pertama dan kematian dan kebangkitannya tidak mempunyai arti sama sekali. Sekalipun Injil Thomas tidak secara explisit mengajarkan faham Gnostik, banyak ahli sepakat bahwa Injil Thomas bernafas Gnostik. Bentley Layton, ahli karya Gnostik mengemukakan bahwa nafas Injil Thomas mirip buku Gnostik lain bernama ´Hymn of The Pearl´ dari sekolah Thomas yang mengungkapkan nafas Gnostik. Mereka yang telah membaca buku ini, dengan mudah dapat mencerna nafas Gnostik Injil Thomas.

Pada awal dan akhir Kitab-Kitab Injil identitas penulis terlihat jelas, demikian juga dalam Injil Thomas awal dan akhir ucapan dan identitasnya menunjukkan dengan jelas faham Gnostik. Sebagai contoh: "Ini adalah ucapan-ucapan rahasia yang disampaikan Yesus yang hidup dan ditulis Didymus Judas Thomas. Dan ia berkata: ´Siapa menemukan arti ucapan-ucapan ini tidak akan merasakan mati´." (Logion 1)
Ucapan mengenai ´Yesus yang hidup´, bagi pengikut Thomas adalah lambang isoteris mengenai kata-kata Yesus yang lebih bermakna bagi pengikut Gnostik sebagai kunci keselamatan daripada ajaran kematian dan kebangkitan Yesus. Di bagian penutup, kata Thomas: "Simon Petrus berkata kepada mereka, "Maria harus meninggalkan kita, karena wanita tidak layak akan kehidupan." Yesus berkata: ´Lihat, aku akan menariknya menjadi pria sehingga ia bisa ikut menjadi roh hidup yang serupa kaum pria. Karena setiap wanita yang menjadikan dirinya pria akan masuk dalam kerajaan Allah´." (Logion 114)

Ayat demikian jelas menggambarkan nafas Gnostik, dimana memang wanita dianggap lebih terpenjara jiwanya dan lebih rendah dari pria dan untuk menuju keselamatan harus mengalami perubahan dari tubuh jasmani ke mahluk rohani yang lebih tinggi derajatnya. Ayat berikut memberikan gambaran perbedaan Gnostik Kristen dengan Kristen Alkitabiah. "Murid-muridnya mengatakan kepadanya: ´24 nabi telah berbicara kepada Israel, dan semuanya berkata tentang engkau´. Ia mengatakan kepada mereka: ´Kamu telah mengorbankan satu yang hidup dan kamu mengatakan tentang mereka yang telah mati´." (Logion 52)

Kunci ayat di atas adalah angka 24. Dalam tradisi Yahudi Alkitab PL disebut sebagai terdiri 24 buku. Dari terang itu ayat di atas justru terlihat bersifat menolak ´kekristenan yang menganggap Yesus sebagai penggenap PL´. Penolakan akan Alkitab Yahudi ini jelas mewarisi ajaran Marcion yang telah ditolak ajarannya yang dianggap menyesatkan pada tahun AD-144. Sekalipun Marcion bukan pengikut Gnostik, tetapi seperti para pengikut Gnostik, Tuhan Yesus dianggap bukan Tuhan pencipta dalam Alkitab.

Sekarang bila nafas Gnostik dihilangkan, dapatkah ditemukan ´Injil Thomas´ yang asli? Dari ayat-ayat Injil Thomas yang parallel dengan Kitab-Kitab Injil diketahui bahwa banyak di antaranya yang lebih pendek, ini disimpulkan bahwa naskah itu lebih tua dari Injil kanonik. Lebih pendek tidak selalu harus berarti lebih tua, sebab sekalipun Injil Markus dianggap tertua dan menjadi sumber Injil Matius, banyak ayat-ayat parallel dalam Injil Matius yang lebih pendek dari yang ada di Injil Markus. Kemungkinan Injil Thomas juga mengutip dari ke-4 kitab Injil dan menyingkatnya.

Perumpamaan ´Domba yang Hilang´ (logion 107) lebih pendek dibandingkan Matius 18:12-14 dan Lukas 15:3-7, dan dilepaskan dari semua konteksnya dan didahului kata ´Yesus berkata´. Tidak ada petunjuk dalam Injil Thomas mengenai artinya. Pada pandangan pertama ayat-ayat dalam Thomas itu seakan-akan tidak ada hubungannya dengan Matius dan Lukas dan dianggap menunjukkan kata-kata Yesus yang asli. Namun, keadaannya tidak sesederhana itu. Dalam Injil Thomas, kata-kata pembuka dalam perumpamaan itu menyamakan ´kerajaan´ dengan gembala yang kehilangan satu dari seratus dombanya. Kerajaan adalah dunia para pengikut Gnostik dimana salah satunya hilang. Gembala mencarinya bukan karena hilang tetapi karena domba itu ´besar´. Motivasi yang sama bisa dilihat di banyak bagian Injil Thomas seperti: "Nelayan yang bijak memilih ikan besar dari tangkapannya." (logion 8); "Biji gandum menghasilkan tanaman besar ." (logion 20); "Wanita membuat roti yang besar dari ragi." (logion 96)
Pengikut Gnostik menganggap diri mereka sebagai umat pilihan, minoritas elit, bahkan ada ayat berbunyi: "Yesus berkata: ´Diberkatilah mereka yang tersendiri dan superior, karena kamu akan menemukan kerajaan; sebab kamu berasal dari situ dan kamu akan kembali ke situ´." (logion 49). Dalam versi Thomas mengenai Perumpamaan domba yang hilang, domba yang besar mewakili pengikut Gnostik yang tersesat dari kerajaan dimana ia berasal. Agar perumpamaan ini menjadi ajaran Gnostik, kemungkinan Thomas mengutipnya dari Matius atau Lukas, menyingkatnya, dan melepaskannya dari konteksnya semula.

Ucapan-ucapan Yesus
Mereka yang membela ketidak bergantungan Thomas mengemukakan bahwa dalam Thomas hampir tidak ada urutan ucapan Yesus seperti dalam Injil Sinoptik, jadi Thomas tidak memotong-motong ucapan Yesus seperti yang ada dalam Injil sinoptik. Argumentasi demikian cukup kuat kalau memang tidak ada urutan dalam Injil Thomas. Bila ada tanda-tanda pengelompokan ucapan-ucapan sesuai kata kunci atau tema, maka Thomas mestinya mempunyai motivasi untuk menghilangkan urutan ucapan-ucapan dalam Injil kanonik. Faktanya ada juga hubungan antara ucapan-ucapan itu dalam Injil Thomas. Dan di beberapa tempat disusun berdasarkan suatu logika sesuai pola pikir Gnostik. Christopher Tuckett mengemukakan hal penting yaitu karena jelas bahwa Thomas telah merevisi banyak ucapan Yesus tentunya urutannya juga bisa diubah secara radikal.
Sekarang yang perlu diamati adalah apakah ada jejak usaha Thomas dalam membentuk dan meredaksi tulisannya itu. Bila ada, kelihatannya Thomas mengambil bahan-bahan dari Keempat Injil dalam bentuknya yang akhir dan bukan dari tradisi lisan. Ada petunjuk dalam Injil Thomas ke arah ini. Para pendukung Injil Thomas menganggap bahwa petunjuk terakhir ini sedikit jumlahnya dan memperkirakan petunjuk itu adalah tambahan kemudian yang dimasukkan ke Injil Thomas. Mereka mengatakan bahwa versi asli dari Thomas dalam bahasa Yunani mengutip langsung ucapan Yesus, dan baru pada proses penerjemahan ke bahasa Koptik maka beberapa petunjuk keempat Injil masuk. Kenyataannya petunjuk itu cukup banyak sehingga mustahil hanya merupakan masukan kemudian tanpa disengaja. Sebagai contoh ada ayat yang berbunyi: "Tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dibukakan."
(logion 5)

Ucapan ini terdapat dalam versi Yunaninya yang diberi kode PQxy 1, yang mirip dengan perubahan ucapan yang dilakukan dari Markus 4:22 ke Lukas 8:17. Kelihatannya Thomas mengambil dari bahan Lukas sebelum diterjemahkan ke bahasa Koptik. Petunjuk kuat lainnya adalah bahwa ucapan-ucapan Yesus dalam Injil Thomas dapat ditemui pada keempat Injil, dan juga pada tradisi ´Q´, ´M´ dan ´L´. Ini memberi petunjuk bahwa sekalipun mungkin Thomas mengambil dari beberapa tradisi oral, tetapi tradisi itu sendiri bersumber pada ke-empat Injil juga. Mungkin sekali bahwa Thomas mengutip dari harmoni keempat Injil yang awal sebelum Tatian sesudah tahun AD-150 menyusun harmoni keempat Injil. Jadi kemungkinan besar Injil Thomas disusun berdasarkan keempat Injil dan tradisi lisan yang tetap beredar sekalipun keempat Injil sudah tersusun.

Injil Pengganti?
Injil Thomas tidak membuka jalan baru kearah penyelidikan Yesus Sejarah, sebab yang ditemukan adalah copy dari terjemahan koptik yang berasal dari tahun AD-350. Dan, karena ada perbedaan-perbedaan penggunaan kata-kata dan urutan dari versi yunani dan koptiknya, text Thomas tidak terlalu tepat. Versi awal dalam bahasa Yunani kelihatannya disusun sebelum akhir abad ke-II, sedang versi koptik sudah jelas merupakan tulisan Gnostik. Adalah mustahil menghilangkan ke-gnostik-annya untuk memperoleh yang asli, karena itu tidaklah tepat menjadikan Injil Thomas sebagai dasar merekonstruksikan ajaran Yesus. Sekitar setengah dari isi Injil Thomas tidak memiliki acuan parallel dengan keempat Injil, berapa di antaranya yang berasal dari masa Yesus? Jesus Seminar berusaha untuk menempatkannya dekat dengan hidup Yesus, tetapi faktanya dari yang setengah itu, hanya ada 5 logion saja yang oleh mereka sendiri bisa dianggap asli sebagai ucapan Yesus, yaitu: "Yesus berkata: ´Jadilah sebagai orang yang lewat saja´." (logion 42) "Yesus berkata: ´Seseorang yang telah menjadi kaya harus memerintah. Dan seseorang yang berkuasa harus meninggalkannya´." (logion 81) "Yesus berkata: ´Barangsiapa dekat dengan aku dekat dengan api, dan barangsiapa jauh dari aku jauh dari kerajaan´." (logion 82) "Kerajaan Bapa seperti wanita yang membawa sekeranjang makanan. Bila ia telah berjalan jauh, pegangan keranjang itu putus dan makanannya terserak di jalan. Ia tidak menyadari keadaan itu, ia meletakkan keranjang itu di bawah dan menemukan isinya kosong." (logion 97) "Yesus berkata: ´Kerajaan Bapa adalah seperti seorang pria yang ingin membunuh anggota pengadilan. Di rumah ia menancapkan pisau itu ke tembok untuk mengetahui apakah tangannya cukup kuat. Selanjutnya ia membunuh anggota pengadilan itu´." (logion 98)

Lalu bagaimana dengan sekitar setengah lainnya yang dapat ditemukan di ke-empat Injil? Apakah versi Thomas lebih asli? Rekonstruksi dari salinan Yunani non-Gnostik tidaklah mudah sekalipun kita hidup seratus tahun sesudah masa hidup Yesus. Dalam usaha penyelidikan akan kebenaran sejarah, memang yang disebut Injil Thomas tidak boleh diabaikan, tetapi rintangannya lebih berat daripada dalam penyelidikan keempat Injil yang lebih banyak salinan-salinannya.

Lalu Bagaimana?
Dari beberapa perbincangan sekitar Jesus Seminar dan Injil Thomas di atas kita dapat melihat bahwa apa yang dihasilkan oleh Jesus Seminar terutama yang dihubungkan dengan Injil Thomas merupakan rekaan yang belum terbukti kebenarannya, karena itu menjadikan kitab Thomas sebagai Injil yang setara dengan ke-empat Injil lainnya atau bahkan menjadikannya sebagai Injil ke-Lima sudah jelas menyesatkan. Lebih lagi, menganggap Injil Thomas sebagai Injil yang lebih asli, dan seperti kata Crossan bahwa keempat Injil lainnya sebagai tidak asli, justru menunjukkan dengan jelas kemana arah misi Jesus Seminar. Lebih-lebih, hasil angket Jesus Seminar sendiri menyebutkan bahwa dalam Injil Thomas hanya ada 6 ayat dari 114 fasal yang dianggap sebagai ucapan Yesus yang asli.

Kita perlu sadar bahwa dalam penyusunan dan pengumpulan kitab-kitab Injil oleh para Bapak Gereja, beberapa Rasul dan saksi mata masih hidup, sehingga mereka tentu punya alasan kuat mana yang dapat disebut sebagai kitab Injil dan mana yang tidak diakui sebagai kitab Injil. Teori-teori beberapa Ahli Perjanjian Baru yang sedikit jumlahnya (beberapa puluh saja) tidak perlu membuat kita ragu, lebih-lebih jauh lebih besar jumlahnya Ahli-Ahli Perjanjian Baru yang masih menganggap ke-empat Injil Kanonik sebagai yang asli dan memandang Injil Thomas hanya sebagai produk Gnostik abad ke-2, lebih-lebih adanya tokoh seperti Graham Stanton, yang menjadi profesor Perjanjian Baru sejak tahun 1977 di King´s College, University of London dan menjadi Presiden ´Studiorum Novi Testamenti Societas´, dapatlah kita meng´amin´kan bahwa Iman Kristen masih mempunyai ke-empat Injil kanonik sebagai dasar batu karang yang teguh, dan apa yang diberitakannya mengenai Yesus Sejarah di dalamnya tidak perlu kita ragukan kebenarannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar