Selasa, 29 September 2009

Bagaimana menaklukkan dan membongkar fitnah/dusta/kepalsuan Saksi-saksi palsu Yehuwa?

oleh : Pdt. Budi Asali M.Div.

I - Sejarah, tokoh2, dan bahayanya Saksi Yehuwa

A. Nama 'Saksi Yehuwa'

B. Sejarah Saksi Yehuwa dan tokoh2nya

1. Charles Taze Russel

2. Joseph Franklin Rutherford

3. Nathan Homer Knorr

4. Frederick W. Franz

5. Milton G. Henschel

C. Bahayanya Saksi Yehuwa

1. Saksi-saksi Yehuwa mirip dengan kristen

2. Saksi-Saksi Yehuwa sangat giat dalam memberitakan ‘Injil’

3. Ajaran Saksi Yehuwa lebih sederhana dan lebih mudah diterima akal

4. Saksi Yehuwa melakukan pengajaran 'Firman Tuhan' yang kuat

5. Saksi-Saksi Yehuwa mempunyai cara berargumentasi yang kuat dan licik

6. Saksi-Saksi Yehuwa mempunyai ‘kehidupan yang baik’

7. Saksi-Saksi Yehuwa menggunakan literatur dengan luar biasa hebatnya

II- Keilahian Kristus

A. Ajaran Saksi Yehuwa tentang diri Yesus Kristus

1. Yesus hanyalah ‘suatu allah’

2. Yesus adalah ciptaan pertama dari Allah, dan tidak sekekal Bapa

3. Yesus adalah Anak Allah, bukan Allah sendiri

4. Yesus menjadi Anak Allah maupun Kristus / Mesias pada saat Ia dibaptis

5. Sebelum inkarnasi, Yesus adalah pribadi roh, yang punya tubuh rohani

6. Yesus adalah penghulu malaikat Mikhael

7. Saksi-Saksi Yehuwa dilarang untuk berdoa / menyembah kepada Yesus

2 tambahan

B. Dasar Kitab Suci Saksi Yehuwa dan bantahannya

1. Wah 3:14 Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah:

2. Amsal 8:22-25 TUHAN telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama-tama dahulu kala.

23 Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada.

24 Sebelum air samudera raya ada, aku telah lahir, sebelum ada sumber-sumber yang sarat dengan air.

25 Sebelum gunung-gunung tertanam dan lebih dahulu dari pada bukit-bukit aku telah lahir;

3. Kol 1:15-20Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan,

16 karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.

17 Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.

18 Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu.

19 Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia,

20 dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.

4. Yes 9:5 5 (9-4) Sebab setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap jubah yang berlumuran darah akan menjadi umpan api.

6 (9-5) Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.

5. Yoh 1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

6. Semua ayat yang menyebut Yesus sebagai Anak Allah

7. Yoh 5:26 dan Yoh 6:57 Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri.

Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.

8. Yoh 17:3 Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.

9. 1Kor 8:4-6 Tentang hal makan daging persembahan berhala kita tahu: "tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa."

5 Sebab sungguhpun ada apa yang disebut "allah", baik di sorga, maupun di bumi—dan memang benar ada banyak "allah" dan banyak "tuhan" yang demikian—

6 namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.

10. Yoh 14:28 dan Mat 24:36 Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami."

Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri."

11. 1Kor 3:23 11:3 dan 15:24,27-28 23 Tetapi kamu adalah milik Kristus dan Kristus adalah milik Allah.

3 Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.

12. Mat 4:1-11 1 Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.

2 Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.

3 Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."

4 Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."

5 Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,

6 lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."

7 Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!"

8 Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,

9 dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."

10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"

11 Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.

13. Hab 1:12 Bukankah Engkau, ya TUHAN, dari dahulu Allahku, Yang Mahakudus? Tidak akan mati kami. Ya TUHAN, telah Kautetapkan dia untuk menghukumkan; ya Gunung Batu, telah Kautentukan dia untuk menyiksa.

14. Ibr 2:9a Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia.

15. Ibr 5:8 & Yes 50:4-5 Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,

Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.

5 Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang.

16. Mark 10:17-18 / Luk 18:18-19 Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"

18 Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja.

Ada seorang pemimpin bertanya kepada Yesus, katanya: "Guru yang baik, apa yang harus aku perbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"

19 Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja.

17. Mat 20:23 Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya."

18. 1Tes 4:16 & Yudas 9 (Yesus sebagai malaikat Mikhael) Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit;

9 Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: "Kiranya Tuhan menghardik engkau!"

19. Mat 3:16-17 (Yesus baru menjadi Anak Allah / Kristus pada saat baptisan) Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,

17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."

20. Ayat-ayat sukar dari Yohanes berkenaan dengan keilahian Kristus

C. Bukti-bukti keilahian Kristus

1. 12 ayat yang secara explicit / jelas menyatakan Yesus sebagai Allah

a) Yes 9:5 Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.

b) Yoh 1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

c) Yoh 1:18 Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.

d) Yoh 20:28 Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!"

e) Kis 20:28 Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.

f) Ro 9:5 Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!

g) Fil 2:5b-7 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,

6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,

7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

h) Tit 2:13 dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus,

i) 2Pet 1:1 Dari Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus, kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman oleh karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.

j) Ibr 1:8 Tetapi tentang Anak Ia berkata: "Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran.

k) 1Yoh 5:20 Akan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal Yang Benar; dan kita ada di dalam Yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal.

l) Wah 1:8 "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa."

Kesimpulan

1. Kitab Suci memberikan nama-nama ilahi untuk Yesus

2. Kitab Suci menunjukkan bahwa Yesus adalah YAHWEH sendiri

3. Yesus menyebut diriNya sendiri ‘I am’ / ‘Aku adalah’ (EGO EIMI)

a) 2 kelompok ayat dalam Injil Yohanes dimana Yesus sebut diri ‘I am’

b) Hubungan kata-kata yang menggunakan ‘I am’ ini dengan Kel 3:14-15

c) Ayat-ayat Perjanjian Lama lain yang gunakan EGO EIMI dalam LXX

d) Ayat-ayat Injil Yohanes dimana Yesus menggunakan kata-kata EGO EIMI saja

Kesimpulan

1. Yesus mempunyai sifat-sifat ilahi

2. Yesus melakukan pekerjaan-pekerjaan ilahi

3. Kehormatan ilahi diberikan kepada Yesus

4. Kol 2:9 Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan,

5. Daud menyebut Yesus, yang adalah keturunannya, sebagai ‘Tuhan’

6. KesatuanNya dengan Bapa

7. Yesus mengaku sebagai Allah / Anak Allah, dan rela mati untuk pengakuan itu

8. Setan mengakui Yesus sebagai Allah / Anak Allah dan tunduk kepada Yesus

9. Penyembahan terhadap Yesus

10. Doa kepada Yesus

11. ‘Yesus’ diidentikkan dengan ‘Tuhan’ dan ‘Allah’

Komentar ahli theologia / penafsir tentang orang yang menyangkal keilahian Yesus

III- Doktrin tentang Roh Kudus

A. Roh Kudus adalah tenaga aktif Allah

1. Argumentasi Saksi Yehuwa

2. Serangan terhadap doktrin Saksi Yehuwa

B. Roh Kudus bukan pribadi

1. Argumentasi Saksi Yehuwa

1) Pandangan bapa-bapa gereja

2) Kata ‘Roh Kudus’ sering muncul tanpa kata sandang tertentu

3) Roh Kudus turun sebagai merpati dan api, tak pernah dalam bentuk manusia

4) Ada orang2 yang ‘dipenuhi’, ‘dibaptis’, ‘diurapi’ dengan Roh Kudus

5) Bapa dan Anak punya nama, Roh Kudus tidak

6) Roh Kudus disejajarkan dengan air dan api

7) Roh Kudus dimasukkan dalam daftar sifat-sifat (2Kor 6:6)

8) Roh Kudus dibandingkan dengan anggur

9) Orang2 dipenuhi dengan roh kudus sama seperti dengan hikmat, iman, & sukacita

10) Roh Kudus digambarkan sebagai air, api, angin, dsb

11) Roh Kudus berbicara melalui manusia / malaikat

12) 1Yoh 5:6-8

2. Bukti-bukti kepribadian Roh Kudus

C. Roh Kudus bukan Allah

1. Argumentasi Saksi Yehuwa

2. Bukti-bukti keilahian Roh Kudus

D. Allah adalah sumber dari Roh Kudus

1. Saksi Yehuwa menganggap Allah adalah sumber dari Roh Kudus

2. Argumentasi Saksi Yehuwa

3. Pandangan yang benar: Roh Kudus keluar dari Bapa dan dari Anak

4. Kesimpulan

IV- Doktrin tentang Allah Tritunggal

A. Ajaran Saksi Yehuwa tentang Allah Tritunggal

1. Doktrin Allah Tritunggal membingungkan / tidak dapat dimengerti, dan bertentangan dengan 1Kor 14:33

2. Doktrin Allah Tritunggal itu berasal dari agama-agama kafir, dan baru muncul pada abad ke 4

3. Istilah ‘Tritunggal’ maupun ajaran tentangnya tidak ada dalam Kitab Suci

4. Claim / serangan Saksi-Saksi Yehuwa sehubungan dengan Sidang Gereja Nicea

a) Bapa-bapa gereja sebelum Sidang Gereja Nicea tidak mempercayai Tritunggal

b) Sidang Gereja Nicea tidak berbicara tentang Roh Kudus, dan karena itu tidak mempersoalkan Tritunggal

c) Peranan Kaisar Konstantin dalam Sidang Gereja Nicea

d) Pengakuan Iman Nicea merupakan wujud perkembangan penuh dari kemurtadan yang telah dinubuatkan oleh Yesus dan para rasul

5. Ajaran Athanasius tentang Allah Tritunggal berasal dari agama kafir Mesir

6. Ajaran tentang Allah Tritunggal berasal dari Plato / Neo-Platonism

7. Para penganut Tritunggal hidup jahat

8. Kepercayaan terhadap Tritunggal menyebabkan penyembahan terhadap Maria

9. Alkitab menyatakan bahwa Allah itu satu pribadi, bukan tiga pribadi

10. Doktrin tentang Allah Tritunggal telah mengencerkan / meniadakan ajaran Alkitab tentang keesaan Allah

B. Dasar Kitab Suci Saksi Yehuwa

1. Ul 6:4 menyatakan Allah itu esa

2. Yoh 20:17 menunjukkan bahwa Bapa adalah Allah dari Yesus

3. Mat 27:46 / Mark 15:34 menunjukkan bahwa Allah / Bapa bisa meninggalkan Yesus

4. Mat 12:31-32 menunjukkan bahwa penghujatan terhadap Roh Kudus lebih berat dari pada penghujatan terhadap Yesus

5. Yoh 6:38, 7:16 mengatakan bahwa Bapa mengutus Anak

6. Yoh 8:17-18 menunjukkan ada dua saksi

7. Kis 7:55 - Stefanus melihat Yesus berdiri di sebelah kanan Bapa

8. Wah 4:8-5:7 menunjukkan Yesus tidak mempunyai takhta

9. Mat 3:16 menunjukkan bahwa Yesus baru diurapi dengan Roh Kudus pada saat Ia dibaptis

C. Dasar Kitab Suci dari Doktrin Allah Tritunggal

1. Kitab Suci menunjukkan ketunggalan Allah

2. Kitab Suci menunjukkan adanya ‘kejamakan dalam diri Allah’

Saksi Yehuwa dan Alkitab

BILA kita berbicara dengan saudara-saudara Saksi-Saksi Yehuwa (Jehovah’s Witnesses), selain jawaban bahwa mereka juga mengaku sebagai ‘Kristen’, SSY juga mempercayai bahwa Alkitab adalah Firman Allah, dan dijadikan dasar pengajaran SSY. Namun, sekalipun mereka mempercayai Alkitab Kristen sebagai Firman Allah, dan pada awal gerakan mereka SSY juga menggunakan Alkitab Kristen, dapat dilihat bahwa mereka menolak Alkitab terjemahan Kristen karena dianggap sudah salah terjemahannya. Adanya keyakinan yang ambivalen demikian, SSY menerbitkan sendiri Alkitab versi SSY yang dinamakan The New World Translation of the Holy Scripture (NW) atau Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru (KS-TDB)

KITAB SUCI FIRMAN ALLAH ATAU AJARAN MANUSIA?
Memang SSY menjadikan Kitab Suci (NW/TDB) menjadi buku utama (lihat a.l. terbitan SSY, 'ALKITAB, Firman dari Allah atau dari Manusia?', 1990), namun kita akan melihat bahwa sebenarnya yang dimaksudkan dengan 'Kitab Suci' (NW/TDB) itu pada hakekatnya bukanlah terjemahan dari naskah asli seperti yang dimiliki gereja Kristen namun sarat mengandung ajaran Watchtower dan 'Studies in the Sciptures' karya Russel dan Rutherford yang sudah dikemas dalam referensi maupun apendiks Kitab Suci tersebut di samping otoritas buku-buku pengajaran yang mereka terbitkan, bahkan lebih dari itu teks Alkitab itu sendiri sudah mengalami isi pengajaran/doktrin SSY.

Dari sumber SSY sendiri kita dapat melihat beberapa fakta seperti berikut (lihat buku terbitan SSY berjudul 'Segenap Alkitab Diilhamkan Allah dan Bermanfaat', 1991 yang diterbitkan oleh Watch-tower Bible & Tract Society, organ penerbitan resmi SSY).
"Pada mulanya Alkitab dibeli dari lembaga-lembaga Alkitab lainnya untuk disiarkan lagi oleh Saksi-Saksi Yehuwa ... King James Version digunakan sebagai salinan dasar bagi pengajaran Alkitab mereka” (Segenap, h.321)

Dari kutipan ini kita mengerti bahwa memang pada awalnya SSY menggunakan Alkitab Kristen yang umum, namun perkembangan pemikiran dan keyakinan pendirinya yaitu Charles Taze Russel, menyebabkan banyak bagian Alkitab Kristen tidak dipercaya.

"Saksi-Saksi Yehuwa mengakui bahwa mereka berhutang budi kepada semua terjemahan Alkitab yang begitu banyak yang telah mereka gunakan dalam mempelajari kebenaran dari Firman Allah. Namun, semua terjemahan ini, bahkan yang paling akhir, mempunyai kekurangan-kekurangan. Ada ungkapan-ungkapan yang tidak konsisten atau tidak memuaskan, yang dicemari dengan tradisi-tradisi sekte atau filsafat-filsafat dunia dan karena itu tidak selaras benar dengan kebenaran-kebenaran suci yang telah Yehuwa catat dalam firman-Nya.” (Segenap, h.324)

Keragu-raguan atas Alkitab berdasar percaya diri yang berlebihan ini menyebabkan SSY merasa perlu untuk membuat sistem referensi dan apendiks yang berisi pengajaran yang telah dikembangkan, jadi Alkitab sekalipun merupakan terjemahan Kristen namun sudah dilengkapi dengan referensid an apendiks berisi pengajaran sebagai penuntun penyelidikan Alkitab. Buku pengarahan terutama diambil dari tulisan Russel berjudul ‘Studies in the Scripture’ (6 jilid, jilid ke-7 dilanjuutkan penerusnya, Rutherford). Pentingnya buku ini dapat dilihat dari berita majalah resmi Watchtower sebagai berikut:

"Orang yang hanya membaca kitab-kitab 'Penyelidikan Alkitab' dan tidak membaca satu halaman pun dari Alkitab sendiri akan tetap hidup dalam Terang selama 2 tahun, tetapi orang yang membaca kitab-kitab 'Penyelidikan Alkitab' selama 10 tahun dan mengira bahwa ia sekarang dapat membaca Alkitab tanpa buku 'Penyelidikan Alkitab', akan hidup dalam kegelapan sesudah 2 tahun." (Watchtower, 15 September 1910).
Pergeseran otoritas Alkitab kepada otoritas tulisan manusia telah terjadi dan kemudian terjadi pergeseran lebih lanjut.

“Pada tahun 1907 Lembaga Menara Pengawal menerbitkan Alkitab "Edisi Siswa-Siswa Alkitab." Buku ini berisi Alkitab King James Version dengan cetakan yang jelas dan memuat catatan pinggir yang baik sekali, serta apendiks berharga yang disusun oleh Saksi-Saksi Yehuwa. Apendiks itu, yang kemudian diperluas menjadi lebih dari 550 halaman, disebut "Pedoman Guru Alkitab Berea," dan juga diterbitkan dalam bentuk buku yang terpisah. Ini berisi ke-terangan singkat mengenai banyak ayat Alkitab, dengan menunjuk kepada majalah Watchtower dan buku-buku pelajaran dari Lembaga, dan ringkasan topik-topik yang bersifat doktrin dengan ayat-ayat kunci untuk memudahkan penyampaiannya kepada orang lain.” (Segenap, h.323).

Keragu-raguan itu kemudian berkembang dengan berpaling kepada bentuk penerjemahan ‘kata-per-kata’ (linear) yaitu menerjemahkan setiap kata bahasa asli Alkitab dengan bahasa Inggeris di bawahnya, kemudian menyatukan terjemahan kata-per-kata itu hing-ga merupakan kalimat baru yang disesuaikan dengan pengajaran/ doktrin yang dikembangkan oleh para petinggi SSY.

HOLMAR LINEAR DAN THE EMPHATIC DIAGLOTT
Proses dimulainya pergeseran lebih lanjut dari terjemahan Alkitab Kristen adalah sebagai berikut:
“Pada tahun 1901 pengaturan dibuat untuk mencetak secara khusus Holmar Linear Bible, yang memuat catatan pinggir yang merupakan penjelasan dari publikasi-publikasi Lembaga Menara Pengawal dari tahun 1895 sampai tahun 1901. ... Pada tahun 1902 Lembaga Menara Pengawal menjadi pemilik hak cipta, penerbit tunggal, dan penyalur The Emphatic Diaglott. ... pada bulan Desember 1926, Alkitab The Emphatic Diaglott menjadi terjemahan Alkitab pertama yang dicetak oleh mesin cetak Lembaga sendiri di Brooklyn, New York." (Segenap, h.323)

The Emphatic Diaglott adalah karya Benyamin Wilson tokoh Christadelphian yang mempercayai ajaran yang kemudian mempengaruhi keyakinan Charles Taze Russel. Christadelphian dirintis John Thomas dari Inggeris yang berimigrasi ke Amerika pada tahun 1832. Aliran Christadelphian:

“tidak mengakui ajaran Tritunggal, yang ada hanya satu Allah saja. Yesus dipercaya bukan sebagai Anak Allah, tetapi sebagai manifestasi Roh Allah dalam diri manusia. Kristus baru ada setelah Yesus lahir, dan Yesus tidak dipercaya sebagai Tuhan. Roh Kudus hanya dipercaya sebagai alat kuasa yang keluar dari Allah Bapa. Iblis tidak berpribadi; ia hanya dianggap sebagai personifikasi dosa kedagingan. Kematian Yesus hanya merupakan ekspresi kasih Allah yang perlu dalam penebusan dosa; penebusan Yesus untuk menebus dosa manusia tidak dipercaya.” (lihat Dictionary of the Christian Church dibawah kata ‘Christadelphian).

Pergeseran dari terjemahan Alkitab yang tidak mengikuti kaidah bahasa terjadi dengan diterimanya terjemahan kata-per-kata Holmar Linear Bible dan The Emphatic Diaglott, maka langkah menuju Alkitab SSY yang memasukkan ajaran mereka sudah terbuka dan siap berkembang lebih lanjut.

THE NEW WORLD TRANSLATION

Setelah bergeser dari terjemahan tradisional atas Alkitab Kristen dilengkapi buku Penyelidikan Alkitab yang kemudian ajaran-ajarannya dimasukkan sebagai bagian teks, referensi dan apendiks, maka lengkaplah persiapan untuk membuat suatu versi Alkitab SSY yang mencakup semua usaha-usaha pergeseran yang telah dilakukan dengan diterbitkannya Kitab Suci ‘The New World Translation of the Holy Scriptures’ (NW).
“Pada ... 1950 ... Saksi-Saksi Yehuwa dengan sukacita menyambut diperkenalkannya New World Translation of the Christian Greek Scriptures. ... Panitia itu kemudian mulai melaksanakan pekerjaan besar yaitu menerjemahkan Kitab-Kitab Ibrani. Terjemahan ini muncul dalam lima jilid tambahan, diedarkan berurutan dari tahun 1953-1960. ... Suatu sistem referensi yang berantai juga terdapat di dalamnya. Rantai kata-kata doktrin yang penting ini dirancang untuk mengarahkan siswa kepada serangkaian ayat kunci mengenai pokok-pokok ini. ... Dalam musim panas tahun 1961 ... New World Translation of the Holy Scripture yang lengkap dalam satu jilid ringkas diperkenalkan untuk di-siarkan." (Segenap, h.324-325).
The New World Translation of the Holy Scriptures yang lengkap (PL+PB) diterbitkan tahun 1961 adalah revisi pertama dari edisi sebelumnya dan setelah direvisi keduakali pada tahun 1970, direvisi kembali pada tahun 1971, dan akhirnya direvisi secara menyeluruh menjadi edisi yang diterbitkan pada tahun 1984.

“Edisi yang baru ini bukan sekedar perhatian dari hasil terjemahan yang telah direvisi sebelumnya, tetapi telah diperluas sehingga mencakup penyesuaian dan revisi menyeluruh terhadap referensi pinggir (silang) yang sebelumnya telah disajikan dalam bahasa Inggeris pada tahun 1950 sampai 1960.” (KS-TDB,1999,h.5)

Dari sejarah ini kita melihat bahwa memang semula SSY menggunakan Alkitab Kristen (versi KJV) sebagai yang utama (dengan Yoh.1:1 menyebut 'The Word was God'), namun perkembangan keyakinan C.T. Russel yang dituliskan dalam 'Studies in the Scriptures' (Penyelidikan Alkitab) kemudian menjadi dasar yang utama sehingga dijadikan tambahan-tambahan yang dimasukkan ke dalam Alkitab dalam teks, catatan-catatan pinggir dan apendiks. Ini kemudian berujung dengan diterbitkan Kitab Suci versi SSY yang sudah mengandung ajaran SSY dengan referensi dan apendiks (dengan Yoh.1:1 menyebut 'The Word was a god'). Dalam edisi 1984 NW, ada lebih dari 125.000 referensi silang.

Kitab PB Terjemahan Dunia Baru dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dari ‘The New World Translation of Christian Greek Scriptures’ yaitu terjemahan bahasa Inggeris yang sudah diolah dan mengandung ajaran SSY. Terjemahan ini disebut ‘Kitab-Kitab Yunani Kristen Terjemahan Dunia Baru’ terbit tahun 1994. Versi lengkap NW (PL+PB) dalam bahasa Inggeris The New World Translation of the Holy Scriptures (1984) diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan diterbitkan pada tahun 1999 dengan nama Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru (KS-TDB). Jadi tidak langsung diterjemahkan dari naskah dalam bahasa aslinya seperti yang terjadi dalam terjemahan Alkitab Kristen ke dalam semua bahasa.

EXEGESE ATAU EISEGESE?
Jadi, semula SY menggali ajaran langsung dari Alkitab (exegese) namun perkembangan pemikiran tokoh-tokohnya (Studies in the Scripture, majalah Watch-tower dll.) kemudian menolak banyak ajaran Alkitab dan setelah mendapat pembenaran dari terjemahan kata-per-kata (Holmar Linear, dan Emphatic Diaglott yang digunakan aliran Christadelphian, menerbitkan ajaran sendiri yang dimasukkan dalam catatan pinggir dan appendiks. Proses berlanjut dan kemudian ajaran-ajaran itu dimasukkan juga ke dalam proses terjemahan teks Alkitab (eisegese).

Jadi, Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru bukan lagi merupakan terjemahan melainkan merupakan penafsiran (paraphrase) yang mengacu pada dasar pengajaran/doktrin SSY, bahkan setiap pembaca dituntun sedemikian rupa untuk mengerti Alkitab TDB (NW) ini melalui suatu 'sistem referensi' dan 'appendiks' yang mengajarkan doktrin SY di samping terbitan Watchtower lainnya yang menjadi buku pegangan.
Maka dapatlah dimengerti hasilnya adalah a.l. ayat-ayat seperti Yohanes 1:1 (Firman adalah 'suatu' allah), 'Tuhan' yang bila dikaitkan dengan Yesus dalam kemanusiaanya diterjemahkan 'Tuan', dan ungkapan banyak doktrin SY sendiri terutama untuk menyangkal ke'Allah'an Yesus, sesuatu yang selalu dikritik SY telah terjadi dalam proses penerjemahan Alkitab Kristen.
Istilah Kurios sekalipun bisa berarti ‘Tuan/tuan’ namun dalam pengertian bahasa Yunani yang mengacu pada Septuaginta artinya pada umumnya adalah ‘Tuhan’, karena itu cara KS-TDB versi SSY yang menerjemahkan secara pukul rata semua kata Kurios yang berkaitan dengan Yesus sebagai ‘Tuan/tuan’ adalah usaha memaksakan ajaran SSY dalam proses penerjemahan.
Sebagai contoh ucapan Thomas: “Tuhanku (kurios) dan Allahku (theos)” (Yoh.20:28, LAI-TB) diterjemahkan menjadi “Tuanku dan Allahku” (KS-TDB), padahal ucapan itu merupakan rumus iman yang mengacu pada ayat yang berbunyi: “Allahku (elohim) dan Tuhanku (adonai) ... ya TUHAN (yahweh) Allahku (elohim)” (Maz.35:23-24, LAI-TB) yang berarti sebutan Tuhan yang ditujukan kepada Yahweh. Ini oleh SSY diterjemahkan “Allahku, Yehuwa ... Yehuwa, Allahku” (KS-TDB).

Contoh ini menunjukkan dengan jelas bahwa ‘kurios’ (dalam PB) yang ditujukan Yesus dalam konteks kitab Mazmur ditujukan kepada Yahweh, namun selalu diterjemahkan oleh SSY menjadi Tuan/tuan, dan kalau itu dianggap ditujukan kepada Yahweh (PL) diterjemahkan ‘Yehuwa’ sekalipun bahasa aslinya menyebut ‘Tuhan’ (adonai) bukan nama diri ‘Yehuwa.’
Contoh lain adalah seruan Stefanus yang ditujukan kepada Tuhan Yesus yang dilihatnya di sorga yang berbunyi: “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku ... Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!” (Kis.7:59-60, LAI-TB). Ini diterjemahkan oleh SSY sebagai: “Tuan Yesus, terimalah rohku ... Yehuwa, jangan perhitungkan dosa ini atas mereka.” (KS-YDB)
Ayat ini jelas menunjukkan bahwa kedua istilah ‘Kurios’ yang diucapkan oleh Stefanus itu ditujukan kepada Yesus sebagai ‘Tuhan’, namun oleh SSY, ayat pertama dianggap ditujukan kepada Yesus jadi diterjemahkan ‘Tuan’, sedangkan ayat kedua dianggap ditujukan kepada Yehuwa sehingga diterjemahkan dengan Yehuwa. Dua kesalahan terjadi di sini, yaitu bahwa sebutan ‘Tuhan’ yang ditujukan kepada Yesus pada ayat kedua dianggap ditujukan kepada Yehuwa dan istilah sebutan ‘Tuhan’ diganti dengan nama diri ‘Yehuwa.’ Dalam pengertian Alkitab, tidak seorangpun pernah melihat ‘Allah Bapa’ dan ungkapan ‘duduk di sebelah Allah Bapa’ jangan diartikan seakan-akan Yesus duduk berdua dengan Allah Bapa di sebelah kiriNya dan seseorang bisa berbicara kepada keduanya dengan menggunakan nama yang sama, melainkan suatu ungkapan lambang mengenai tempat yang terhormat.

Kedua contoh itu menunjukkan bahwa sekalipun SSY menjadikan Kitab Suci (TDB/NW) sebagai yang utama, Kitab Suci itu dalam kenyataannya adalah pelajaran doktrin SSY yang banyak isinya sudah direkayasa sedemikian rupa dan disesuaikan pengajaran SSY sehingga isinya menjadi berbeda dengan naskah aslinya yang digunakan sebagai dasar penerjemahan Alkitab Kristen.

KITAB SUCI TDB TIDAK SAMA DENGAN ALKITAB KRISTEN
Bila kita berjumpa dengan SSY, sebagai jalan pembuka, mereka biasa mengatakan bahwa Alkitab Kristen (LAI) sama dengan Alkitab SSY (NW/TDB), kecuali 7000 kata 'Yehuwa' yang telah dipulihkan sesuai naskah aslinya dalam bahasa asli Alkitab. Dari pembahasan di tas kita melihat bahwa Alkitab Kristen (LAI) tidak sama dengan Alkitab SSY (TDB/NW). Yang pertama (LAI) berusaha mencari terjemahan teks bahasa asli yang paling tepat, dan Alkitab terbuka untuk dipelajari oleh setiap umat Kristen secara langsung (exegese). Yang kedua sudah mengandung 'doktrin' SSY, baik melalui sistem terjemahan kata-per-kata maupun melalui sistem referensi dan apendiks (eisegese).
Beberapa contoh nyata kenyataan adanya proses ‘eisegese’ (memasukkan pengajaran dalam proses penerjemahan) dapat dilihat pada fakta-fakta berikut:
(1) Penggunaan nama Yehuwa (bhs. Ibrani) ke dalam Perjanjian Baru yang naskah aslinya dalam bahasa Yunani;
(2) Terjemahan Yoh.1:1 mengeai perubahan ‘Firman itu adalah Allah’ menjadi ‘Firman itu adalah suatu Allah’ yang tidak sesuai kaidah bahasa;
(3) Pengubahan terjemahan ‘Tuhan’ sebagai sebutan untuk Yesus dengan istilah ‘Tuan’ yang lebih lemah;
(4) Banyak contoh ayat yang telah diubah maknanya melalui terjemahan kata-per-kata;
(5) Terjemahan Dunia Baru bahasa Indonesia bukan terjemahan naskah asli bahasa Ibrani & Yunani, tapi terjemahan dari bahasa Inggeris NW.
Berbeda dengan Kitab Suci SSY yang diatur oleh kantor pusat di Brooklyn, New York, Alkitab Kristen terus terbuka terhadap penerjemahan teks bahasa asli yang paling tepat dan umat didorong membaca dan menggali sendiri pengertian ajaran langsung dari Alkitab itu. Teks Terjemahan Baru dari Lembaga Alkitab Indonesia (LAI-TB) diterima oleh Konperensi Waligereja Indonesia (Katolik), demikian juga aliran Baptis, Advent, Pentakosta, Kristen Protestan, semua menggunakan Alkitab yang sama. Adanya ayat-ayat pada catatan-kaki dalam Alkitab LAI bukanlah referensi untuk mengarahkan kepada ajaran tertentu, tetapi hanya menunjukkan adanya ayat-ayat paralel di bagian lain.
Perlu disadari bahwa Lembaga Alkitab Indonesia adalah anggota Lembaga Alkitab Sedunia yang memiliki ahli-ahli teologia, bahasa, antropologi dll. yang menjadi anggota tim penerjemah. Mereka diutus oleh banyak aliran gereja Kristen. Sekalipun demikian, setiap Lembaga Alkitab Nasional dalam menerjemahkan Alkitab ke bahasa setempat menggunakan naskah asli bahasa Ibrani (PL) dan Yunani (PB). Karena itu adalah tidak pantas kalau penerjemahan yang dilakukan kelompok sekte yang otoriter yang faktanya bukan terjemahan sesuai kaidah bahasa dijadikan pengukur kebenaran terjemahan yang mengacu pada naskah aslinya.
Lintas Berita: Perkembangan Saksi Yehova Di Kediri Mengkhawatirkan


Glorianet - Tak lama setelah larangan terhadap perkembangan saksi Yehova dibatalkan oleh Gus Dur, Saksi Yehova-pun tancap gas dan mereka semakin gencar melaksanakan misi “Yehovanisasi” umat Kristen. Gerakan ini menjadi gerakan yang cukup berkembang terutama di beberapa kota termasuk di antaranya di Kediri, Jawa Timur.
Sebagai dampak dari gerakan tersebut, hingga saat ini Saksi Yehova-pun mengalami perkembangan yang cukup pesat di wilayah Kediri terutama di daerah kecamatan Pare dan Kepung yang memang dikenal sebagai pusat kegerakan Saksi Yehova di wilayah Kediri.
Mengenai hal tersebut, Administratur umum Tim Pelayanan Mitra Cipta Mandiri (MCM) yang memiliki konsentrasi pada pelayanan literatur dan pembekalan doktrin jemaat, Pdt. Lewi Sunaryo, Dipt.Th. menyatakan, “Jika dibandingkan sebelum pencabutan SK Mahkamah Agung yang melarang pergerakan Saksi Yehova, perkembangan Saksi Yehova saat ini jauh lebih pesat, persekutuan-persekutuan yang mereka adakan pun juga semakin banyak belum lagi pelayanan pribadi yang mereka lakukan dari rumah ke rumah.”
Sehubungan dengan pernyataan Pdt. Lewi tersebut, beberapa anggota jemaat yang sempat dijumpai oleh pustakalewi.com juga menyatakan bahwa mereka pernah didatangi oleh Saksi Yehova. “Benar mas saya pernah didatangi oleh mereka dan mereka menawarkan belajar Alkitab bersama, tapi saya tidak mau karena saya kan sudah punya gereja sendiri buat apa mereka melayani saya, ya saya suruh saja mereka melayani orang yang belum ikut Tuhan,” ungkap salah seorang jemaat GPdI Bendo, Pare kepada pustakalewi.com.

Selain hal di atas, yang menarik, gerakan Saksi Yehova ternyata juga telah merambah dunia pendidikan sebagaimana diungkapkan oleh Tar Sujatmo, salah seorang Guru Pendidikan Agama Kristen di beberapa SLTA di Pare. “Ya mas, beberapa siswa saya dengan terang-terangan mengaku bahwa mereka Saksi Yehova dan mereka mempertahankan ajaran yang tidak mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, saya bisa apa? Kan mereka sudah tidak dilarang lagi,“ ungkap Tar ketika dijumpai pustakalewi.com di rumahnya.

Menanggapi hal tersebut, mengenai solusi yang seharusnya dilakukan gereja, Administratur Umum Tim Pelayanan Mitra Cipta Mandiri (MCM), Pdt. Lewi Sunaryo menyatakan, “Idealnya gereja harus memberikan pembekalan yang cukup kepada jemaatnya terutama berhubungan dengan doktrin dan ajaran dasar Kekristenan, sebab hanya dengan itu mereka dapat membekali jemaatnya menghadapi gerakan Saksi Yehova.”

Sementara itu mengenai langkah yang akan diambil MCM sendiri, yang selama ini dikenal bergerak di bidang pelayanan literatur dan pembekalan doktrinal jemaat melalui kerjasama dengan beberapa gereja di Kediri dan Ngawi tersebut, Ia menyatakan, “Kami terus mempersiapkan bahan yang dapat digunakan untuk pembekalan doktrinal jemaat, tetapi saat-saat ini terus terang masih agak terhambat karena kesibukan masing-masing termasuk koordinator bidang doktrinal dan pengajaran yang saat ini sedang menyelesaikan studi S-2 di salah satu sekolah teologi, tapi kami terus berusaha persiapkan bahan itu kok.” (GCM-Yos/pustakalewi.com)

SAKSI-SAKSI YEHUWA & AKHIR ZAMAN
Berbicara mengenai SSY & Alkitab kita tidak dapat mengabaikan hubungannya dengan Akhir Zaman di mana hari Kiamat termasuk karena SSY cenderung menjadikan Alkitab sebagai buku teka-teki soal Akhir Zaman. Ajaran Akhir Zaman dapat dikata merupakan ajaran sentral SSY, bahkan sedini pembentukannya diramalkan bahwa Yesus akan datang pada tahun 1874. Karena selalu ramalan SSY keliru dan direvisi maka banyak orang meragukan pengertian SSY mengenai Alkitab khususnya soal Akhir Zaman, namun ada yang berdalih bahwa "Semua orang dapat menyelidiki seluruh publikasi Saksi Yehuwa. Tidak ada satu pun yang berisi mengenai ramalan spesifik tentang kapan kiamat datang." Marilah kita selidiki publikasi SSY itu!

AKHIR ZAMAN
Charles Taze Russel pendiri SSY terpengaruh gereja Advent mengenai kedatangan Yesus, namun karena tidak cocok membentuk kelompok Alkitab sendiri (1870) dan percaya bahwa kehadiran Yesus sebenarnya tidak kelihatan dan telah dimulai tahun 1874 (SSY tidak mempercayai bahwa Yesus bangkit secara tubuh tetapi hanya secara roh).
Akhir Zaman/Kiamat adalah tema sentral ajaran SSY karena sejak awal kedatangan Yesus sudah ditunggu dan tahun 1879 Russel menerbitkan majalah ‘Zion’s Watch Tower and Herald of Christ Presence." Tahun 1886 ia mulai menulis 7 jilid buku tebal berjudul ‘Milenial Dawn’ (Fajar Milenium, yang kemudian diganti judulnya ‘Studies in the Scriptures’). Judul-judul seri mengungkapkan pokok-pokok pemikiran mengenai Akhir Zaman, seperti judul jilid dua diberi tema ‘The Time is at Hand’ (1889), jilid tiga ‘Thy Kingdom Come’ (1891), dan jilid IV ‘The Day of Vengeance’ (1897, belakangan disebut The Battle of Armagedon).

Dipercayai bahwa kedatangan Yesus keduakali pada tahun 1874 adalah melakukan persiapan selama 40 tahun dimana masa itu Yesus melakukan perang besar yaitu perang Harmagedon (Why.16:14-16) dan kerajaan 1000 tahun dibawah pemerintahan Kristus akan dimulai. Perang itu berakhir pada bulan Oktober 1914 dimana kerajaan-kerajaan dunia dan kerajaan gereja (susunan Kristen) akan musnah atau berakhirnya ‘Zaman Orang Kafir’ (Watch Tower, January 1886; Studies in the Scripture jilid II, h.91; Karena Allah itu Benar Adanya, h.206). Disebutkan bahwa "This is another strong coroborative proof of the Lord’s Presence and the end of the world, beginning in 1914" (Creation, h.307).
TAHUN 1914

Sebenarnya ramalan SSY tentang zaman akhir sudah diarahkan dimulai tahun 1799 dan selanjutnya dengan memperhitungkan tahun sabat-akbar 2500 tahun (50X50) disebutkan bahwa pada tahun 1874 Yesus telah datang dalam keadaan roh untuk mempersiapkan pemerintahannya di bumi. Dengan memperhitungkan angka hukuman 7 kali lipat maka diperolehlah angka 7X360 = 2520 tahun (lipat dianggap tahun dan tahun dihitung harinya) diperoleh tahun 1914 sebagai angka Akhir Zaman atau Akhir Dunia/Kiamat. Disebutkan dengan yakin oleh Russel "This is another strong coroborative proof of the Lord’s Presence and the end of the world, beginning in 1914"

Penentuan tahun ramalan itu di dasarkan perhitungan angka-angka dalam Alkitab yang ditafsir secara harfiah & alegoris. Angka 1914 diperoleh juga dari perhitungan angka 2520 dalam Why.12:6,14, (‘Pemerintahan yang Akan Mendatangkan Firdaus’, h.20, salah cetak disebut 2250). Yang menjadi masalah angka 2520 itu dianggap dimulai ketika Babel menyerbu Yerusalem pada tahun 607/606sM. Di sini kita dapat melihat bagaimana SSY kurang menguasai data sejarah, sebab semua buku-buku sejarah sepakat bahwa tahun penyerbuan Babel ke Yerusalem terjadi pada tahun 587/6sM. Banyak anggota SSY yang terbuka akan kebenaran sejarah mundur, namun yang lain tetap menggunakan tahun fiktif itu.

Pada 1914 Yesus dianggap mulai memerintah kerajaan 1000 tahun dan iblis dicampakkan ke bumi dalam perang Armagedon. Sejak waktu itu sisa SSY yang akan memerintah bersama Yesus mulai menyiarkan ajaran SSY di seluruh bumi. Ayat-ayat Mat.25:31-46 mengenai perumpamaan Domba dan Kambing ditafsirkan secara alegoris bahwa domba-domba adalah SSY dan kambing-kambing adalah para pengikut agama palsu (a.l. Karena Allah Itu Benar Adanya, h.209; Pemerintahan yang Akan Mendatangkan Firdaus, h.23).
Setelah setan dicampakkan maka 144.000 SSY terpilih akan memerintah bersama Yesus di sorga dan sisa SSY lainnya akan hidup dalam suasana damai sejahtera di firdaus di bumi. Suatu pengharapan utopia yang merupakan dambaan SSY. Jadi, SSY diperhadapkan dengan kengerian perang Armagedon dan daya tarik surgawi dan firdaus di bumi dimana terjadi kebangkitan orang mati dan terdapat perdamaian antar manusia dan antar manusia dengan hewan (Yes.11:6-9). Semua penganut agama palsu akan dimusnahkan (tidak dipercayai adanya neraka).

TAHUN 1915
Kecuali Perang Dunia yang singkat, dan tidak menunjukkan bahwa nubuatan Why.11:18 tentang pembinasaan bumi terbukti, menyebabkan ramalan SSY perlu direvisi kembali karena pada tahun 1914 tidak ada tanda-tanda berakhirnya pemerintahan duniawi dan kehancuran kekristenan. Akibatnya Russel kembali merevisi tahun itu menjadi tahun 1915 dan setelah terlewati diramalkan ulang menjadi tahun 1918. Pada tahun-tahun itu pemerintahan dunia dan susunan Kristen / gereja ternyata tetap berdiri, dan yang terjadi adalah ‘end of Russel’ karena pada tahun 1916 ia meninggal dunia.

TAHUN 1918
Tahun 1918 terlewati tanpa tanda kiamat bahkan tahun itu ditandai dengan perdamaian untuk mengakhiri perang Dunia ke-I. Kemudian dibawah penerusnya Rutherford, disebut tahun yang baru 1925 dimana Abraham, Ishak dan Yakub diramalkan akan dibangkitkan dalam kesempurnaannya agar memerintah di bumi (Millions Will Now Living Will Never Die, h.89-90). Sekalipun pada tahun itu tetap tidak terjadi apa-apa, fanatisme akhir zaman mendorong SSY pada tahun 1929 membeli kompleks rumah di San Diego yang diberi nama ‘Beth Sarim’ yang dianggap tempat yang akan digunakan sebagai pusat pemerintahan mereka yang dibangkitkan.
Dalam film dokumenter yang meliput kotbah Russel dan Rutherford yang sangat berapi-api di stadion tentang akhir dunia/kiamat dihadapan ribuan pendengarnya, kita dapat melihat bahwa keyakinan soal ‘akhir dunia/kiamat’ (end of the world) itu memang benar-benar serius di kalangan SSY pada waktu itu. (lihat film semi dokumenter ‘The Witnesses of Jehovah’, Jeremiah Films, 1986).
Penantian masa dimulainya pemerintahan Kristus pada tahun 1914, 1918 dan 1925 sempat membuat ribuan anggota SSY berduyun-duyun berdatangan ke Amerika dari Eropah untuk menanti hari kebangkitan kedua itu dan karena tidak terjadi kemudian menjadi masalah sosial besar bagi pemerintah Amerika Serikat menghadapi orang-orang frustrasi yang banyak itu (lihat film dokumenter ‘The Witnesses of Jehovah’). Dari literatur SSY sendiri disebut bahwa ribuan SSY pada tahun-tahun itu berhenti dari pekerjaan, menjual rumah dan mobil mereka bahkan banyak petani tidak lagi mau menanam gandum dan diselingi masa depresi tahun 1930 benar-benar ramalan kiamat ini menjadi sensasi berat pada masa itu.
Sekalipun sudah berkali-kali tidak terbukti bahwa akhir dunia/kiamat datang, mereka masih mendambakan ‘Beth Sarim’ berfungsi sesuai ramalan. Yang terjadi kemudian adalah bahwa Beth Sarim menjadi saksi dunia bahwa Rutherford mati digedung itu pada tahun 1942 dan secara diam-diam kemudian untuk menghilangkan jejak Beth Sarim dijual pada tahun 1948.

TAHUN 1975
Perhitungan-perhitungan yang tidak pernah benar tidak meredakan fanatisme SSY, sebab kemudian dihitung bahwa sebenarnya Adam diciptakan pada tahun 4026sM dan 6000 tahun akan berakhir pada tahun 1975 dimana kerajaan 1000 tahun akan benar-benar berdiri dimana Kristus akan memerintah. Dalam publikasi SSY disebutkan bahwa banyak yang menjual rumah dan berhenti bekerja untuk menyambut berakhirnya kerajaan duniawi atau kiamat pada tahun 1975 (How Are You Using Your Life?, Kingdom Ministry, May 1974, h.3). Disebutkan bahwa "the battle of Armageddon will be all over by the autumn of 1975, and the long-looked-for thousand years reign of Christ will begin by then." (Watchtower, August 15, 1968).
Kembali tahun 1975 tidak terjadi pemusnahan pemerintah-pemerintah dunia bahkan susunan Kristen yaitu gereja-gereja pada tahun itu mengalami perkembangan pesat dengan adanya perkembangan kharismatik, dan zaman orang kafir ternyata belum juga berakhir. Salahnya ramalan akhir dunia/kiamat yang sudah berkali-kali itu tidak membuat SSY menyadari kesalahan fanatisme mereka dalam perhitungan ramalan akhir zaman/akhir dunia/kiamat, namun kemudian sesudah tahun 1975 berkembanglah kembali pendapat bahwa tahun 1914 adalah tahun yang benar tetapi dengan kandungan isi yang disesuaikan, yaitu hari itu bukan sebagai hari akhir dunia/kiamat (Akhir Zaman orang kafir) tetapi sebagai permulaan kerajaan 1000 tahun yang akhirnya nanti baru terjadi kiamat dengan perang armagedonnya. Kosep Akhir Zaman bergeser menjadi Zaman Akhir.

KEMBALI KE TAHUN 1914 DENGAN PENGERTIAN BARU
Dalam dasawarsa pasca 1975 terjadi kembali eforia akan buku-buku tulisan Russel sehingga ramalan 1914 itu kembali ditonjolkan tetapi disesuaikan dengan beberapa kali batalnya akhir dunia/kiamat yang diramalkan. Seri ‘Studies in the Scriptures’ yang biasa penulis pelajari dicetak pada tahun 1990-an oleh ‘Bible Students Congregation of New Brunswick’, seratus tahun setelah buku itu ditulis oleh Russel.
Sekalipun ramalan-ramalan tentang Akhir Zaman Orang Kafir dan Kiamat selama ini belum pernah terjadi, tidak sedikit SSY yang kemudian mengembangkan doktrinnya dengan mengatakan bahwa ‘Kiamat’ sebenarnya terjadi setelah kerajaan 1000 tahun berakhir. Di sini kita dapat melihat bahwa ketika kiamat yang berarti hari penghakiman dan berakhirnya hari-hari pemerintahan duniawi dan susunan Kristen tidak terjadi, maka pengertian kiamat itu diberi waktu sesuai pengertian baru, yaitu pada akhir masa kerajaan 1000 tahun, suatu pergeseran konsep dari ‘akhir zaman’ ke ‘zaman akhir.’
Sebelumnya sedini tahun 1914 sudah diramalkan soal kiamat. Dalam kamus Indonesia-Inggeris disebut bahwa ‘kiamat’ adalah ‘day of judgement’ dan ‘end of days’ yang dengan jelas bisa kita jumpai dalam publikasi SSY sebelum tahun-tahun 1914, 1918, 1925 maupun 1975, namun tidak terjadinya ‘judgement day’ dan ‘end of days’ dari pemerintahan dunia dan susunan Kristen pada tahun-tahun tersebut menyebabkan diubahnya pengertian ‘kiamat’ itu.

AJARAN YANG BERUBAH-UBAH
Memang sulit untuk menelusuri pemikiran SSY khususnya dalam hubungan dengan ramalan-ramalan akhir zaman/kiamat, soalnya kesalahan perhitungan yang semula diyakini dengan begitu fanatik bisa saja dianggap kemudian sebagai perhitungan yang belum sempurna dan diubah/diganti dengan tahun lainnya, dan dalam kasus 1914 malah kembali kepada ramalan sebelumnya yang sudah dianggap salah namun dengan pengertian baru. Dalam buku SSY disebutkan bahwa pemikiran mereka bersikap progresif:
"Pengertian yang jelas tentang Firman Allah tidak datang sekaligus. Dalam banyak kasus, Siswa-siswa Alkitab dapat menangkap sari perincian pola kebenaran tetapi belum melihat gambar yang lengkap. Meskipun demikian, mereka rela belajar. Mereka tidak terbelenggu oleh kredo; mereka progresif. Mereka membagikan apa yang mereka pelajari." (Saksi-Saksi Yehuwa Pemberita Kerajaan Allah, h.132)
Kembali di sini kita dapat melihat betapa SSY menggunakan Alkitab sebagai buku primbon yang angka-angkanya dijadikan teka-teki kronologi sejarah, dan bila nubuat semula tidak terjadi selalu ada tahun kambing hitam lainnya yang direka-reka untuk memuaskan keinginan manusiawi.

Tuhan Yesus berfirman:
"Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya." (Kis.1:7).
Sebenarnya kalau SSY mau belajar terbuka sesuai ucapan kerelaan diatas (jadi tidak mengikuti indoktrinasi pusat di ‘Bethel-Brooklyn’ yang sudah terbukti banyak salahnya), yaitu dengan belajar dari terjemahan Alkitab yang sesuai kaidah bahasa seperti yang dimiliki oleh umat Kristen, tentu mereka tidak perlu setiap kali merevisi nubuatan-nubuatan rekaan manusia yang selalu salah itu dan mau dengar-dengaran akan sabda Roh Kudus sendiri yang menerangi umatnya dalam mengerti Firman Allah (susahnya mereka tidak mengakui Roh Kudus sebagai pribadi, melainkan sekedar kekuatan ilahi saja).
"tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu." (Yoh.14:26).

Sampai saat ini SSY dalam kampanyenya tetap menekankan soal Akhir Zaman dengan pengertian terakhir ini dan menawarkan suatu utopia surga dibalik armagedon yang mengerikan, namun karena sampai sekarang surga sudah penuh dengan 144.000 orang-orang SSY yang sudah meninggal, maka lainnya diberi tempat tinggal secara kekal di firdaus di bumi dan manusia non-SSY dari semua agama dunia akan dimusnahkan. Suatu pembagian dimana ada manusia SSY kelas satu (surgawi) dan kelas 2 (firdaus duniawi), dan yang bukan SSY sebagai akan ‘mati kekal’ (musnah). Yang terakhir memang bukan pilihan yang tidak enak karena tidak dipercaya adanya neraka


Saksi Yehuwa (SY, Jehovah Witnesses) adalah aliran agama yang sering secara terbuka mengaku sebagai ‘Siswa-Siswa Alkitab’ namun juga sering mengaku sebagai Kristen (namun ajarannya bersifat antitesa terhadap kekristenan) dan cenderung berpraktek melalui kunjungan dari rumah-ke-rumah, dan sekalipun SY menyiarkan keyakinan mereka juga pada penganut agama lain, misi mereka memang diutamakan mendatangi umat Kristen yang sudah bergereja. Karena perilaku mereka yang cukup rajin mendatangi orang-orang di rumah mereka dan telah menimbulkan keresahan di kalangan umat beragama umumnya karena praktek kunjungan-kunjungan ke rumah-rumah masyrakat yang sudah beragama dan juga melakukan antitesa terhadap beberapa aspek pemerintahan, pada tahun 1976 melalui SK Jaksa Agung R.I., kegiatan SY dilarang. Melalui SK Jaksa Agung RI pula, pada tanggal 1 Juni 2001, SK tahun 1976 itu dicabut.

Prakteknya, SY sekalipun secara resmi dilarang kala itu, kegiatan mereka berjalan terus apalagi kegiatannya kurang kelihatan sebagai organisasi yang memiliki 'gedung pertemuan' dan SY lebih aktip dalam siar agamanya melalui pendekatan pribadi dengan kunjungan kerumah-rumah, apalagi di era reformasi dan keterbukaan sekarang, dapat dimaklumi kalau larangan demikian menjadi kurang efektif. Faktanya, mereka terus aktif mengadakan pertemuan-pertemuan di gedung-gedung pertemuan umum bahkan menurut 'Buku Kegiatan 1997' (hal.29-30) yang mereka terbitkan, disebutkan bahwa pada tanggal 19 Juli 1996 telah dibuka cabang Indonesia berupa gedung yang dipergunakan bukan saja sebagai tempat pertemuan dan kantor pusat kegiatan tetapi juga percetakan.

Memang dalam era reformasi dengan demokrasinya, dan bebasnya informasi melalui internet, sudah bukan masanya kalau umat Kristen menolak kehadiran mereka secara resmi karena itu melanggar HAM tentunya, tetapi umat Kristen dengan institusinya tentu tepat bila menolak mereka sebagai bagian agama Kristen karena mereka menolak Yesus sebagai Tuhan dan Kristus yang bangkit dan menolak Alkitab Kristen sebagai firman Allah, jadi berbeda dengan kekristenan secara umum.

PENDIRI SAKSI YEHUWA
SY didirikan oleh Charles Tase Russel (1852-1916) yang semula adalah anggota gereja Presbyterian kemudian terpengaruh Adventisme soal ajaran Akhir Zaman dan ajaran Christadelphian yang berbeda dengan ajaran Kristen yang umum, pada tahun 1870 merasa memperoleh wahyu untuk menyingkapkan rahasia-rahasia Alkitab dan pada tahun 1872 membentuk kelompok pemahaman Alkitab. Setelah Russel meninggal (1916) ia digantikan oleh Joseph Franklin Rutherford, dan pada tahun 1942 digantikan oleh Nathan Homer Knorr, menyusul tahun 1977 oleh Frederick W. Franz. Setelah kematian Franz (1992) Milton G. Henzel memerintah sampai sekarang. Tokoh-tokoh pemimpin ini dianggap sebagai nabi.
Ajaran SY bukanlah merupakan exegese dari Alkitab tetapi lebih merupakan ajaran para tokohnya. Buku utama mereka bukan Alkitab tetapi buku karya Russel berjudul 'Studies in the Scripture' (Penyelidikan Alkitab) yang dinilai lebih berotoritas dari Alkitab sendiri. Saksi Yehuwa merupakan organisasi teokratis yang menekankan keterlibatan semua anggotanya dalam siar agama, sedang nama Saksi Yehuwa adalah nama yang baru di kemudian hari ditahun 1931 dipakai, 52 tahun setelah SY berdiri, yang diambil dari ayat-ayat Yesaya 43:10-12
SY sangat aktif dalam siaran radio disamping kunjungan-kunjungan ke rumah-rumah, dan terutama propaganda literatur sangat tekankan. Banyak buku-buku propaganda telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan dicetak dengan harga murah tetapi dengan kualitas yang baik dan berwarna. Buletin SY berjudul 'Menara Pengawal' dan 'Sedarlah' sangat menarik karena dikemas begitu indah dan berisi masalah-masalah yang hangat dihadapi manusia modern. Disamping itu traktat-traktat berwarna banyak dicetak dan disebar luaskan.
Biasanya tema promosi literatur SY berkisar soal penderitaan di bumi dan bahwa baik pemerintah maupun agama-agama tidak berhasil mengatasinya, dan hanya para Saksi Yehuwalah yang bisa menawarkan jalan keluar menuju firdaus yang kekal. Literatur SY bersifat menyalahkan pemerintah-pemerintah maupun agama-agama secara umum terutama agama Katolik, dan dengan penjelasan para penyiar agama yang meyakinkan tentu saja banyak orang menjadi tertarik, apalagi bila yang bersangkutan sedang mengalami masalah dengan gereja yang diikutinya.

SOAL ALKITAB
Bagi SY Alkitab terjemahan Kristen dan lebih-lebih Katolik semuanya salah dan hanya terjemahan SY yang diberi nama 'Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru' (DB/New World Translation/NW) lah yang benar. Terjemahan NW mengikuti terjemahan 'Empathic Diaglot' yang diterjemahkan oleh Benyamin Wilson, seorang tokoh Christadelphian (1864), yaitu dengan cara menterjemahkan tiap kata Ibrani (PL) dan Yunani (PB) (bahasa asli Alkitab) dibawahnya dan menafsirkannya.
“Untuk menyingkirkan sesuatu yang rupa-rupanya menjadi pertentangan di sini marilah kita kutip salinan bahasa Gerika kata-demi-kata seperti diperlihatkannya diantara garis-garis bacaan dalam The Emphatic Diaglott.” (Karena Allah Itu Benar Adanya, 1960, hlm.110. Disesuaikan dengan ejaan baru).
Tentu saja tafsiran harfiah kata-per-kata dengan urutan demikian yang tidak mengikuti prinsip-prinsip penerjemahan dan tatabahasa, jelas menghasilkan teks yang bisa diartikan berbeda dengan penafsrian umumnya di kalangan Kristen & Katolik. Apalagi dengan adanya asumsi dogmatis bahwa semua terjemahan Kristen & Katolik adalah salah dan terjemahan SY-lah yang benar, tentu sulit untuk membandingkan mana terjemahan yang benar, apalagi sudah menjadi kenyataan, bahwa para penulis ‘Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru’ bukanlah ahli-ahli yang menguasai bahasa Ibrani dan Yunani secara akademis karena mereka menolak belajar teologi formal. Faktanya Alkitab NW bukanlah terjemahan tetapi lebih merupakan tafsiran (paraphrase) untuk mendukung keyakinan Saksi Yehuwa.
Dalam literatur SY dikemukakan alasan bahwa terjemahan mereka bertitik tolak pada upaya meninjau kembali ayat demi ayat dan kata-kata di dalam ayat itu yang berpeluang dijadikan tafsiran sepihak oleh pendukung doktrin pengutip dari sumber yang asal-usulnya diragukan, dan ayat-ayat dan kata-kata itu diluruskan sesuai sumber a.l. dewan alkitabiah internasional, penemuan dari cambridge university dan dari kalangan anthropologi international yang mapan dan diakui. Posisi demikian kelihatannya meyakinkan namun bila diselidiki ternyata sumber-sumber itu umumnya adalah kalangan SY sendiri sebab mereka mengatakan bahwa Alkitab terbitan Katolik (Lembaga Biblika Sedunia) dan Protestan (Lembaga Alkitab Sedunia) dianggap salah terjemahannya. Mengenai bagaimana SY biasa menafsirkan secara tekstual dan harfiah untuk mendukung ajaran mereka dapat dibaca dalam artikel sambungan ini.

AJARAN TENTANG ALLAH
Bagi SY, Dunia diperintah Allah yang bernama Yehuwa yang kekal dan esa dan memerintah secara teokratis dan di bumi diwakili oleh pemerintahan 'Saksi-Saksi Yehuwa.' Yesus bukanlah Allah melainkan titisan malaikat Mikhael yang adalah ciptaan yang sulung dan kemudian disetarakan dengan Allah (a god). Dengan pimpinan Yesus, Lucifer dengan kerajaan dunianya akan dibinasakan dan Yesus mendirikan kerajaan teokratis di bumi. Yesus diramalkan datang tahun 1914 dan disusul kerajaan 1000 tahun. Dibawah Rutherford yang keluar dari penjaran tahun 1919, dalam pertemuan SY disebutkan bahwa "pemerintah-pemerintah dunia maupun organisasi gereja adalah alat iblis."
Pada saat kedatangan Yesus akan terjadi perang Armagedon yang merupakan perang terakhir antara Allah dan Iblis dan organisasi-organisasinya termasuk agama, gereja dan negara. Mereka yang menolak ajaran Saksi Yehuwa akan dimusnakan bersama Iblis dan kerajaan dunianya, dan mereka yang menerima akan memperoleh hak sebagai bagian 144.000 umat pilihan dalam Firdaus yang kekal dan sisanya akan menempati kerajaan teokratis di bumi. Ketika tahun 1914 Yesus tidak datang maka diramalkan kembali tahun-tahun 1918, 1921, 1925, 1941, 1975 dan 1992, tetapi semuanya merupakan nubuatan kosong. (Pokok masalah perhitungan mereka adalah dipaksakannya tahun 606/7SM sebagai tahun pembuangan umat Israel, tahun yang tidak ada dasar historisnya, faktanya sejarah adalah tahun 587SM).

Roh Kudus hanya dianggap 'kekuatan/daya Allah saja' jadi bukan pribadi, dan sekalipun rumus pembaptisan Amanat Agung (Matius 28:19) menyebut tiga nama, namun ditulis dengan nama 'Bapak dan Putra dan rohkudus' (roh dengan huruf kecil). Jadi karena Putra (Yesus) adalah mahluk ciptaan yang sulung (Mikhael) dan rohkudus hanya kekuatan saja maka hanya ada satu Allah tunggal yaitu yang bernama Yehuwa.

SY sangat alergi dengan pengajaran soal 'Allah Tritunggal' yang dianggapnya berasal dari kepercayaan bangsa-bangsa Babil dan Mesir dan bangsa-bangsa lain yang mempercayai dewa-dewa pada zaman dahulu kala, dan bahwa pencipta pengajaran tritunggal itu adalah Setan (Karena Allah itu Benar Adanya', hlm.105). Untuk menunjang hal ini maka ayat-ayat mengenai 'Yesus yang adalah Tuhan' ditafsirkan bahwa Yesus hanyalah suatu Ilah seperti ayat Yohanes 1:1. (Uraian ayat ini akan dibahas pada sambungan artikel ini).

HIDUP MANUSIA & KESELAMATAN
Bagi SY, manusia adalah jiwa sebagai gabungan debu tanah dan nafas Allah dan hakekatnya sama dengan binatang pada umumnya. Bila manusia mati, maka jiwa itu mati bersamanya, jadi tidak dipercayai adanya kehidupan yang kekal, kecuali para penganut SY yang dipilih menjadi bagian Firdaus maupun kerajaan teokratis di bumi. Kematian di dunia adalah dimasukinya status 'tidur rohani' yang menunggu hari penghakiman.
Penebusan Yesus Kristus di kayu salib ditolak oleh SY. Yesus mati di tiang siksaan dan kemudian mati dan dibangkitkan dalam roh saja. Penebusan darah Yesus ditolak dan manusia untuk menyelamatkan diri harus dicapai dengan amal baik dan dengan menjadi SY yang menyiarkan ajaran SY untuk memperoleh status hidup kekal dalam kerajaan teokratis atau akan dimusnahkan. Ajaran tentang dosa, pertobatan, pengampunan, kasih, dan darah Kristus dalam penebusan dosa diabaikan. Hakekat neraka tidak dipercayai apalagi sebagai siksaan yang kekal. Hanya ada dua pilihan di akhirat, hidup kekal dalam kerajaan teokratis bersama Yehuwa atau dimusnahkan habis.

PERJUMPAAN DENGAN SAKSI-SAKSI YEHUWA
Dalam konteks Indonesia yang memasuki alam reformasi dan keterbukaan dan dengan adanya kemajuan media internet, maka interaksi dengan Saksi-Saksi Yehuwa tidak lagi terhindarkan. Pelarangan secara resmi tidak menjamin hilangnya para penganut SY dan usaha mereka dalam menyiarkan agama itu apalagi setelah sekarang diizinkan kembali beroperasi secara resmi. Karena itu, yang diperlukan bagi umat Kristen adalah kesiapan mereka dalam bersenjatakan senjata-senjata rohani dan mengetahui bagaimana cara-cara para SY dalam mendekati seseorang.

Biasanya dalam menyiarkan agama mereka di kalangan Kristen, mereka meminta izin masuk ke rumah dan berkenalan dengan pemilik rumah. Kemudian mereka mengajak berdiskusi mengenai masalah dunia dan ajaran Kristen. Awalnya memang mereka mengajak agar dibukakan Alkitab terjemahan Kristen (LAI), kemudian menafsirkan beberapa ayat-ayat tertentu di luar konteks dan yang ditafsirkan menurut terjemahan dan ajaran mereka yaitu ‘Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru.’

Bila seseorang tertarik, mereka diajak untuk mengikuti 'Persekutuan Wilayah' dan bila makin teruji kesetiannya, mereka diajak bergabung dalam 'Balai Kerajaan'. Disini dengan pertemuan-pertemuan marathon beberapa kali seminggu, mereka dipersiapkan sebagai Saksi-Saksi Yehuwa yang dewasa dan siap untuk mendidik orang lain pula. Mereka juga dilatih untuk mengajarkan ajaran SY kepada orang lain. Dapat dimaklumi mengapa para SY bersikap militan yaitu karena diberi peran yang besar sesuai dengan harga diri masing-masing. Bila dalam Balai Kerajaan mereka sudah teruji kesetiaannya barulah mereka dibaptis dengan cara diselam dan pada taraf ini mereka sudah tidak lagi bisa diubah pandangan imannya. Perjamuan Suci tidak diberlakukan sebagai sakramen persekutuan iman tetapi dirayakan setahun sekali sekedar sebagai peringatan kematian Yesus. Kebangkitan Yesus dalam daging tidak dipercaya mereka.
Para SY yang datang kerumah-rumah adalah mereka yang terdidik secara disiplin dan dibekali kemampuan berdebat yang luar biasa, karena itu biasanya umat Kristen (apalagi yang awam) akan sangat sukar melayani, dan bila mereka tidak mampu melayani perdebatan itu kemungkinan terbuka akan tertarik ajaran tersebut. Karena SY dilatih begitu intensip maka dalam berdiskusi mereka sudah biasa menghadapi pertanyaan dan menguasai materi pembicaraan, karena itu umat Kristen harus berhati-hati untuk masuk dalam percakapan dengan mereka, apalagi bila anggota SY yang datang kalah dalam berdiskusi, biasanya anggota yang lain yang lebih matang dan senior akan datang sampai lawan bicaranya kalah.
Cara yang terbaik yang dapat dilakukan oleh umat Kristen adalah membekali diri dengan senjata-senjata rohani yang diperlukan (Efs.6:10-20) seperti Iman, Firman yang adalah pedang Roh, kebenaran, keadilan, doa & berjaga-jaga, dan kesediaan memberitakan Injil. Sekalipun demikian bila belum benar-benar menguasai firman Tuhan ada baiknya menghindari perdebatan dengan SY. Justru karena menghadapi serangan yang gencar seharusnya umat Kristen terus dengar-dengaran akan firman Tuhan dan belajar untuk mengerti firman Tuhan dengan mendalam sehingga ia dapat menangkis panah-panah api yang diarahkan kepadanya.

ALIRAN KULTUS (CULT)
Saksi Yehuwa hanyalah salah satu aliran 'kultus' (cult) yang bekerja di sekitar kekristenan, tetapi kita harus sadar bahwa dalam era reformasi dan keterbukaaan yang didukung oleh kebebasan internet, maka umat Kristen akan berhadapan dengan begitu banyak aliran kultus yang baru yang ada yang ringan tetapi ada juga yang berat bahkan membius. Karena itu tidak ada cara lain dari umat Kristen yang harus ditempuh kecuali hidup sebagai anak Tuhan yang taat akan firman Tuhan, rajin berbakti dan bersekutu, dan rajin berdoa sambil berjaga, dengan sikap demikian diharapkan ajaran-ajaran kultus tidak sampai mempengaruhi iman kita yang mula-mula.

Aliran-aliran kultus diawal abad ke-XXI ini sangat bervariasi, ada yang ringan yang ingin memurnikan ajaran Kristen dan makin mendekati kekristenan Alkitabiah (Advent), ada yang fanatik (Mormon & Saksi Yehuwa), dan bahkan ada yang rela mati bersama-sama mengikuti pimpinan mereka (Jim Jones & Kenisah Matahari), berani berperang (David Koresj), bahkan berani membunuh orang-orang secara massal demi keyakinan mereka akan Armagedon (Aum Shrinkiyo). Beberapa ciri aliran kultus (cult) yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut:
(1) Aliran kultus berkisar pada ajaran tokoh-tokoh yang dikultuskan yang dianggap sebagai nabi atau messias, dan biasanya ucapan dan perilakunya diikuti oleh para pengikutnya dengan fanatik tanpa reserve menggantikan peran Yesus Kristus. (SY mengkultuskan Charles Tase Russel dan tulisannya ‘Studies in Scriptures);
(2) Aliran kultus biasanya bersikap eksklusif, bahwa merekalah umat pilihan yang benar dan semua agama terutama Kristen adalah sesat. Karena itu mereka mengecam gereja-gereja yang resmi yang disebut 'Susunan Kristen.' Dalam hal SY merekalah yang dianggap termasuk kerajaan Theokratis;
(3) Adanya semangat akan Akhir Zaman yang luar biasa, dan seperti SY sekalipun jelas ramalan-ramalan para tokohnya selalu terbukti keliru, fanatisme itu tetap eksis;
(4) Biasanya aliran kultus memiliki 'Kitab' suci ucapan dan tulisan para tokohnya yang dianggap lebih berotoritas daripada Alkitab Kristen. SY memiliki ‘Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru’ dan ‘buku karya Charles Tase Russel (Setelah Russel meninggal diselesaikan Rutheford) berjudul ‘Studies in Scriptures.’;
(5) Jalan Keselamatan dalam Kristus di tolak dan biasanya ditambah-tambahi dengan 'taurat baru' apakah itu dalam bentuk memelihara hari Sabat, vegetarian, hukum Taurat, amal baik, atau dalam kasus SY menjadi penyiar agama SY;
(6) Tetapi, ada satu hal menarik yang tidak bersifat prinsip tetapi efektif adalah 'peran kaum awam yang aktif' dalam ikut serta menyiarkan keyakinan mereka. SY melakukan kunjungan ke rumah-rumah penduduk;
(7) Dan, tidak dapat disangkal bahwa aliran-aliran kultus sangat menekankan pelayanan melalui literatur, yaitu traktat-traktat, buku, majalah maupun brosur-brosur dan disamping itu mereka gencar melakukan siar agama melalui internet. SY paling menonjol dalam hal ini.
Dikeluarkannya SK pencabutan larangan akan beroperasinya aliran Saksi Yehuwa tentu tidak perlu dikuatirkan oleh umat Kristen karena itu sejalan dengan demokrasi yang dijalankan pemerintahan Gus Dur, namun pencabutan SK itu jelas akan berdampak makin bebasnya mereka mengunjungi rumah-rumah semua orang dari agama apapun karena memang misi mereka demikian, namun dibalik itu masyarakat Indonesia menjadi tahu secara terbuka bahwa kalau selama ini mereka yang sering keluar-masuk rumah penduduk dijadikan stigma sebagai 'misi penginjilan Kristen' sekarang dengan terang masyarakat akan tahu bahwa itu adalah para 'Saksi-Saksi Yehuwa', yang juga mendatangi rumah umat Kristen sekalipun mereka mengaku sebagai 'Kristen' juga. Dalam buku doktrin mereka disebutkan:
"Sekarang ini mereka gemar akan melakukan kewajiban yang diletakkan di atas pundak tiap-tiap orang Kristen sejati, yaitu menyiarkan kabar kesukaan mengenai kerajaan Allah. Dengan segala suka hati mereka pergi, dari rumah ke rumah, di jalan-jalan besar, dan di tempat-tempat pertemuan umum memberitakan jalan Allah menuju ke arah hidup kepada umat Katolik, Protestan, Yahudi dan orang-orang penganut kepercayaan agama lain, atau yang tak beragama sama sekali" (Karena Allah Itu Benar Adanya, hlm.257-258).
Semoga beberapa catatan ini bisa dijadikan bekal dalam perjumpaan kita dengan aliran-aliran kultus yang akhir-akhir ini dengan rajin menyiarkan keyakinan mereka kepada masyarakat umum khususnya umat Kristen di Indonesia. Mereka yang ingin informasi lebih lengkap bacalah 'SAKSI-SAKSI YEHUWA, siapa dan bagaimana mereka?’ (Yayasan Kalam Hidup, 1999, cetakan ke-4).


PANDANGAN TENTANG ALKITAB
Saksi-Saksi Yehuwa (SY) menganggap bahwa Alkitab dari umat Kristen (terjemahan Indonesia diterbitkan Lembaga Alkitab Indonesia / LAI) salah terjemahannya, lebih-lebih terjemahan Katolik Roma 'Douay' yang diterjemahkan dari Vulgata sangat ditentang (dalam bahasa Indonesia diterbitkan oleh Lembaga Biblika Indonesia / LBI), karena itu SY merasa bertanggung jawab untuk menerjemahkannya menurut versi mereka sendiri.

SY mendasari Kitab Sucinya dari terjemahan Empathic Diaglott yang ditulis oleh Benyamin Wilson (1864) seorang tokoh Christadelphian. Diaglott artinya dua bahasa, cara kerjanya adalah dengan menulis terjemahan di bawah setiap kata bahasa asli Alkitab. Versi SY kemudian disebut sebagai 'The New World Translation' (NW). Terjemahan Perjanjian Baru diselesaikan pada tahun 1950 dan Perjanjian Lama pada tahun 1960, dan setelah direvisi, maka pada tahun 1961 diterbitkan secara lengkap. Edisi ini direvisi ulang pada tahun 1970 dan 1971 dan kemudian pada tahun 1984. Pada kata pengantar bahasa Inggeris edisi 1961 disebutkan:
"Secara jujur kami terdorong untuk menyebut bahwa, selagi masing-masing terjemahan lain itu mempunyai manfaatnya, mereka telah jatuh menjadi mangsa kuasa tradisi dalam berbagai tingkatan, konsekwesninya, tradisi agama, menjadi tua karena waktu, telah diterima sepenuhnya tanpa tersaingi dan tidak terselidiki. Hal-hal ini telah terjalin ke dalam terjemahan yang mewarnai pemikirannya. Untuk menunjang ajaran agama, hal-hal yang tidak konsisten dan tidak masuk akal telah dimasukkan dalam ajaran buku-buku yang diwahyukan. Anak Allah mengajar bahwa tradisi buatan manusia telah membuat hukum dan ajaran Allah tidak mempunyai kuasa dan pengaruh. Usaha dari panitia New World Bible Translation dimaksudkan untuk menghindarkan jerat tradisi agama." (terjemahan dari kata Pengantar 'The New Bible Translation of the Greek Scripture, 1961).

Edisi bahasa Indonesia kitab Perjanjian Baru disebut 'Kitab-Kitab Yunani Kristen Terjemahan Dunia Baru' (DB-PB) terbit pada tahun 1994 dan edisi lengkap termasuk Perjanjian Lama diterbitkan pada tahun 1999 dengan nama 'Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru' (DB). SY mengemukakan bahwa terjemahan mereka bertitik tolak pada upaya meninjau kembali ayat demi ayat dan kata-kata di dalam ayat itu yang berpeluang dijadikan tafsiran sepihak oleh pendukung doktrin pengutip dari sumber yang asal-usulnya diragukan, dan ayat-ayat dan kata-kata itu diluruskan sesuai sumber a.l. dewan alkitabiah internasional, penemuan dari cambridge university dan dari kalangan anthropologi international yang mapan dan diakui.
Promosi di atas kelihatannya meyakinkan namun bila diselidiki ternyata sumber-sumber itu umumnya adalah dari kalangan SY sendiri atau dari sumber sepaham, sebab mereka mengatakan bahwa para ahli Alkitab dibalik terbitan Katolik (Lembaga Biblika Sedunia) dan Protestan (Lembaga Alkitab Sedunia) dianggap salah terjemahannya. Mengenai bagaimana SY biasa menafsirkan sejara textual dan harfiah untuk menerjemahkan dan menafsirkan Kitab Suci dan mendukung ajaran mereka dapat dilihat pada dua contoh berikut:
NAMA YEHUWA
Sekalipun mereka semula menyebut diri mereka sebagai 'Siswa-siswa Alkitab' dan penggunaan nama 'Saksi-Saksi Yehuwa' baru diresmikan pada tahun 1931, nama Yehuwa kemudian dianggap sebagai nama Tuhan satu-satunya dan digunakan dalam terjemahan DB dalam Perjanjian Lama (LAI menerjemahkan sebagai TUHAN), kemudian menerjemahkan 237 kata-kata 'Kurios' (Yunani) dalam Perjanjian Baru dengan nama Yehuwa pula (Apendiks 1, DB, hlm.2024-2025). Nama Yehuwa adalah nama Tuhan satu-satunya dari Tuhan yang esa karena itu tidak boleh diterjemahkan.

Sebenarnya pendapat SY yang mengatakan bahwa nama Yehuwa adalah nama pribadi Allah satu-satunya dan pertama kali muncul di Kejadian 2:4 tidak sesuai fakta sejarah, sebab hal itu didasarkan versi kanon Ibrani Massoret pada abad-1 yang sekarang umum dipakai yang sudah mengalami evolusi redaksional, padahal menurut penelitian sejarah, nama Allah semula adalah 'El' (yang menjadi Allah dalam bahasa Arab). Nama Yehuwa (tepatnya YHWH = tetragramaton) baru diperkenalkan kepada Musa di padang gurun (Keluaran 6:1-2), dan sekalipun nama YHWH sudah diperkenalkanpun dalam kitab para Nabi seperti Yesaya dan pada masa Pembuangan ke Babel, nama 'El' masih sering dipakai sebagai sinonim bahkan pengganti YHWH. Bandingkanlah ungkapan 'Yahweh Elohe Yisrael' (Keluaran 32:27;Yosua 8:30) dengan 'El Elohe Yisrael' (Kejadian 33:20;46:3) yang artinya 'Allahnya Israel adalah Yahweh/El.
Fanatisme nama YHWH bisa dilihat dalam klaim SY yang menganggap bahwa nama Yehuwa dalam Septuaginta (LXX, terjemahan PL Ibrani ke bahasa Yunani) juga tetap digunakan dan tidak ikut diterjemahkan. Sebagai argumentasi disebutkan bahwa telah ditemukan 18 fragmen naskah Septuaginta dari kitab Ulangan dimana nama YHWH masih tertulis (12 diantaranya dimuat gambarnya dalam 'Kitab-Kitab Yunani Kristen Terjemahan Dunia Baru, Apendiks 1, 1994, h.410-411). Juga dianggap bahwa dalam PB pun nama Yahweh tetap dipakai, itulah sebabnya dalam 'Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru' disebutkan 237 nama Yehuwa pula dalam Perjanjian Baru.

Teori yang menyebutkan bahwa Septuaginta (bahasa Yunani) itu mengandung nama YHWH (bahasa Ibrani) berdasarkan 18 fragmen kitab Ulangan Septuaginta itu lemah sekali, soalnya fragmen itu sendiri mengungkapkan adanya rekayasa. Bila kita melihat dengan mata awam pun, gambar-gambar naskah itu jelas menunjukkan bahwa huruf-huruf YHWH diselipkan diatas bekas nama lama yang dihapus. Indikasinya: (1) Ada bekas huruf-huruf yang dihapus; (2) Jarak hapusan itu panjangnya sama dengan kata KURIOS (terjemahan YHWH dalam bahasa Yunani); (3) Kata YHWH yang ada disitu memiliki jarak spasi dengan huruf-huruf sebelum dan sesudahnya, padahal tulisan Yunani kuno tidak ada jarak antar katanya; (4) kepekatan tinta kata YHWH lebih tajam dari kata-kata kalimat menunjukkan penambahan lebih baru; (5) Huruf-huruf YHWH yang diselipkan itu memiliki font (bentuk dan ukuran) yang berbeda dan lebih kecil dari huruf-huruf Yunani dalam kalimat; (6) Perlu disadari bahwa kata Yunani ditulis dari kiri ke kanan sedangkan Ibrani dari kanan ke kiri; (7) dan kata YHWH yang diselipkan menyiratkan sudah ada tanda bacanya, sesuatu yang baru ada jauh sesudah masa penulisan Septuaginta. Kesimpulannya, nama 'Kurios' dalam naskah Ulangan itu diganti dengan tulisan YHWH oleh pengikut aliran Yahwisme (yang sangat meninggikan nama YHWH seperti SY).
Lalu adakah kata YHWH dalam PB? Kecuali terselip dalam kata 'Haleluya' (Yah dari YHWH, Wahyu 19:1,4), jelas tidak ada, karena PB ditulis sepenuhnya dalam bahasa Yunani dengan perkecualian beberapa kata Aram dan pada waktu penulisan PB, bahasa Ibrani adalah bahasa mati yang tidak digunakan dalam percakapan sehari-hari. Ribuan naskah awal salinan PB ditemukan dan tidak ada yang dalam bahasa Ibrani. Memang dalam penjelasan gambar fragmen-fragmen di atas disebutkan pula bahwa Jerome (h.412) menulis bahwa Matius pernah menulis Injil dalam bahasa Ibrani, namun kita harus sadar bahwa dalam tulisan Jerome (misalnya juga 'Perang Yahudi' yang terkenal itu) yang dimaksudkan dengan 'bahasa Ibrani' adalah 'bahasa Aram' yang disebutnya 'lidahnya orang Ibrani', demikian juga terjemahan 'bahasa Ibrani' (biasa ditulis hebraisti atau hebraik dialekto) dalam Perjanjian Baru menunjuk pada 'bahasa Aram' yang kala itu dipakai oleh orang Yahudi Palestina.
"Bahasa ibu orang Yahudi Palestina di waktu itu adalah Aram. Sekalipun para Rabi dan Ahli-Kitab masih menggunakan bahasa Ibrani klasik Perjanjian Lama, untuk mayoritas umat, ini adalah bahasa mati. ... Barangkali karena rasa bangga yang keliru, dan kemungkinan besar karena tidak dapat membedakan ketepatan ilmiah, bahasa Aram secara populer disebut sebagai bahasa "Ibrani". ... Bahasa percakapan umum semitik orang Yahudi palestina pada waktu Yesus adalah Aram." (Bruce M. Metzger, The Language of the New Testament, dalam The Interpreters Bible, Vol.7, hlm.43).

Dari uraian Nama Yehuwa ini dapatlah kita melihat salah satu contoh bahwa apa yang terjadi dengan Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru bukanlah penderjemahan bahasa yang dimengerti secara benar (exegese), namun lebih banyak dilakukan dengan memasukkan suatu doktrin yang dipercayai ke dalam terjemahan itu (eisegese). Karena itu, adalah suatu hal yang berlebihan kalau terjemahan suatu kelompok sempalan mengganggap salah (dan mereka sendiri yang benar) terjemahan yang dihasilkan begitu banyak tim ahli dibalik penerjemahan yang dihasilkan Lembaga Alkitab Sedunia dan Lembaga Biblika Sedunia.

ALLAH ATAU SUATU ALLAH?
Salah satu penafsiran Saksi Yehuwa (SY) yang perlu diuji adalah soal penafsiran ayat Yohanes 1:1, dimana hasil terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia Terjemahan Baru (LAI-TB) berbeda dengan terjemahan SY 'Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru' (DB), yaitu di situ disebutkan:
"Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah." (LAI-TB)
"Pada mulanya Firman itu ada, dan Firman itu bersama Allah, dan Firman itu adalah suatu allah." (DB)
Apakah memang terjemahan SY (DB) yang benar dan terjemahan Kristen (LAI) salah? Kita perlu menyadari bahwa terjemahan Kristen dalam bahasa apapun bunyinya begitu. Ataukah hal ini sekali lagi menunjukkan bagaimana SY memanipulasi terjemahan dan memasukkan ajaran SY yaitu 'anti-Tritunggal' ke dalam proses penerjemahan itu? Marilah kita simak!
Dari sumber-sumber Saksi Yehuwa sendiri, dalam uraiannya pada ayat Yohanes 1:1 dikemukakan argumentasi seperti dalam sumber buku dogmatika SY berikut:
"Ayat yang terakhir untuk dipertimbangkan dan dipergunakan membenarkan tritunggal ialah Yohanes 1:1: "Maka pada awal pertama adalah Kalam, dan Kalam itu bersama-sama dengan Allah, dan Kalam itulah Allah." Untuk menyingkirkan sesuatu yang rupa-rupanya menjadi pertentangan di sini marilah kita kutip salinan bahasa Gerika kata-demi-kata seperti diperlihatkannya diantara garis-garis bacaan dalam The Emphatic Diaglott. Bunyinya begini: "Sejak semula adalah Kalam itu, dan Kalam itu berada dengan Allah itu, dan suatu allahlah Kalam itu." Dalam hal ini "Allah" ditulis dengan kata "itu" dibelakangnya, sedangkan dalam kalimat pendek berikutnya, yaitu suatu allahlah Kalam itu," pembaca melihat bahwa "allah" ditulis dengan kata penunjuk yang tak tertentu "suatu" dihadapannya. Hal itu membuktikan, bahwa pembicaraan itu mengenai dua oknum yang bersama-sama, dan bukan dua oknum menjadi satu serta Allah yang sama." (Karena Allah Itu Benar Adanya, 1960, hlm.110-111. Disesuaikan dengan ejaan baru).
Hal yang lebih jelas juga disebutkan sebagai Apendiks dalam 'Kitab-Kitab Yunani Kristen Terjemahan Dunia Baru' (DP-PB, 1994) sebagai berikut:
"Allah yang pada mulanya bersama-sama dengan Firman atau Logos, di sini dinyatakan dengan kata Yunani 'ho theos', yakni, theos namun didahului oleh kata sandang tertentu ho. Ini merupakan theos yang tertentu. ... Dalam teks Yunani terdapat banyak predikat berupa kata sandang tunggal tanpa kata sandang yang mendahului kata kerja. Sebagai contoh, lihat Markus 6:49;11:32;Yohanes 4:19;6:70; 8:44,48;9:17;10:1,13,33;12:6;18:37. Di tempat-tempat ini para penerjemah memasukkan kata sandang tidak tertentu "suatu atau seorang" [bahasa Inggeris "a"] sebelum kata benda yang merupakan predikat agar membuat jelas ciri atau sifat dari subyek yang bersangkutan. Karena dalam ayat-ayat demikian kata sandang tidak tertentu dimasukkan sebelum kata benda yang merupakan predikat, dengan alasan yang sama yang dapat dibenarkan, kata sandang tidak tertentu "suatu" dimasukkan sebelum theos tanpa kata sandang di dalam predikat dari Yohanes 1:1 sehingga tertulis "suatu allah". Kitab Suci mendukung kebenaran dari penerjemahan demikian." (DB-PB, 1994, hlm.414-415. Di sini juga dikutip beberapa kutipan terjemahan yang sama yang umumnya dari lingkungan SY sendiri).
Orang awam dengan membaca uraian demikian kelihatannya mudah terpengaruh pernyataan di atas yaitu bahwa bila didahului kata sandang tertentu (definitif, dhi 'ho' dalam bahasa Yunani) maka kata itu diterjemahkan tanpa kata 'sesuatu atau seseorang' dan menunjukkan identitas atau kepribadian, namun bila tidak didahului kata sandang 'ho' (seperti 12 ayat yang dicontohkan dalam kutipan kedua) maka harus diterjemahkan dengan tambahan 'sesuatu atau seseorang' sehingga dengan contoh yang sama maka 'theos' tanpa kata sandang 'ho' dalam Yohanes 1:1 harus diterjemahkan sebagai 'suatu allah.' Benarkah argumentasi demikian?
Sebenarnya argumentasi ini menunjukkan kembali suatu rekayasa untuk menurunkan derajat Yesus agar bukan sebagai Allah namun hanya sekedar 'suatu allah'. Bila kita membaca bahasa Yunani sebagai teks asli ayat-ayat tersebut, kata sandang tertentu (definitif) yang digunakan dalam ayat itu bukanlah 'ho' (nominatif) namun 'ton' (akusatif), atau lengkapnya Yohanes 1:1 dalam bahasa aslinya Yunani dieja: "en arche en ho logos en pros ton theon kai theos en ho logos." Theos kedua memang tidak diberi kata sandang 'ton' (akusatif) seperti theos yang pertama, namun apakah itu berarti bahwa semua kata benda yang tidak diberi kata sandang tertentu (definite article) harus diterjemahkan dengan tambahan 'suatu atau seorang'?
Kalau argumentasi ini kita ikuti maka dalam 18 ayat pertama dari teks Yohanes 1 saja kita dapat menemukan adanya 6 kata 'theos' yang juga tidak didahului kata sandang definitif 'ton' (akusatif) yaitu ayat-ayat Yohanes 1:1,6,12,13, dan dua kali dalam ayat 18. Ayat 1 menunjuk pada Yesus dan 5 ayat lainnya menunjuk pada 'theos' Yehuwa. Maka bila argumentasi SY kita ikuti maka terjemahan ke-6 ayat itu bisa berbunyi:
"Pada mulanya Firman itu ada, dan Firman itu bersama Allah, dan Firman itu adalah SUATU Allah." (ayat 1, DB, 1999).
"Datanglah seorang yang diutus SUATU Allah, namanya Yohanes." (ayat 6).
"Tetapi semua orang yang menerimaNya diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak SUATU Allah, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya." (ayat 12).
"orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari SUATU Allah." (ayat 13).
"Tidak seorangpun yang pernah melihat SUATU Allah; tetapi Anak Tunggal SUATU Allah, yang ada dipangkuan Bapa, Dialah yang menyatakanNya." (ayat 18).
Beginilah jadinya terjemahannya (dengan menambahkan kata SUATU) bila kita mengikuti argumentasi SY. Allah hanya SUATU dan Yehuwa hanya SUATU Allah dan bukannya pribadi dan identitas yang jelas! Pandangan SY sendiri dengan demikian tidak sesuai dengan konsep kemahatunggalan Allah yang dipercayainya, sebab bila dalam seluruh Alkitab disebutkan bahwa 'Hanya ada satu Tuhan' (Yesaya 43:11;Yohanes 17:3;1-Korintus 8:4-6) dan tidak ada Tuhan lain, maka dengan menganggap Yesus adalah 'SUATU Allah,' berarti SY mempercayai politheisme (banyak allah), ini bahkan bertentangan dengan hukum utama "Jangan ada allah lain" (Keluaran 20:3) yang sangat dibela SY.
Pembahasan ini kembali menunjukkan bagaimana Saksi Yehuwa memanipulasi penerjemahan Alkitab dengan argumentasi yang direkayasa dan tidak konsisten, agar terjadilah HASIL terjemahan yang mendukung keyakinan mereka bahwa tidak ada pengajaran 'Tritunggal,' bahkan dirasa perlu penafsiran Yohanes 1:1 dicetak sebagai Apendiks dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen Terjemahan Dunia Baru.
Kita dapat melihat bahwa sekalipun buku-buku SY penuh dengan data-data acuan dan Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru edisi 1999 penuh dengan ayat-ayat referensi (di kolom tengah), kenyataannya umumnya penafsiran mereka didasarkan pada ayat-ayat tertentu yang dimengerti secara tekstual dan harfiah (yang terjemahannya meragukan) yang bila dimengerti secara kontekstual bisa berarti lain. Karena itu, mereka yang benar-benar mencari kebenaran perlu mendalami Alkitab dengan benar secara hermeneutis dan kontekstual.

SAKSI-SAKSI YEHUWA & AKHIR ZAMAN
Berbicara mengenai SSY & Alkitab kita tidak dapat mengabaikan hubungannya dengan Akhir Zaman di mana hari Kiamat termasuk karena SSY cenderung menjadikan Alkitab sebagai buku teka-teki soal Akhir Zaman. Ajaran Akhir Zaman dapat dikata merupakan ajaran sentral SSY, bahkan sedini pembentukannya diramalkan bahwa Yesus akan datang pada tahun 1874. Karena selalu ramalan SSY keliru dan direvisi maka banyak orang meragukan pengertian SSY mengenai Alkitab khususnya soal Akhir Zaman, namun ada yang berdalih bahwa "Semua orang dapat menyelidiki seluruh publikasi Saksi Yehuwa. Tidak ada satu pun yang berisi mengenai ramalan spesifik tentang kapan kiamat datang." Marilah kita selidiki publikasi SSY itu!

AKHIR ZAMAN
Charles Taze Russel pendiri SSY terpengaruh gereja Advent mengenai kedatangan Yesus, namun karena tidak cocok membentuk kelompok Alkitab sendiri (1870) dan percaya bahwa kehadiran Yesus sebenarnya tidak kelihatan dan telah dimulai tahun 1874 (SSY tidak mempercayai bahwa Yesus bangkit secara tubuh tetapi hanya secara roh).
Akhir Zaman/Kiamat adalah tema sentral ajaran SSY karena sejak awal kedatangan Yesus sudah ditunggu dan tahun 1879 Russel menerbitkan majalah ‘Zion’s Watch Tower and Herald of Christ Presence." Tahun 1886 ia mulai menulis 7 jilid buku tebal berjudul ‘Milenial Dawn’ (Fajar Milenium, yang kemudian diganti judulnya ‘Studies in the Scriptures’). Judul-judul seri mengungkapkan pokok-pokok pemikiran mengenai Akhir Zaman, seperti judul jilid dua diberi tema ‘The Time is at Hand’ (1889), jilid tiga ‘Thy Kingdom Come’ (1891), dan jilid IV ‘The Day of Vengeance’ (1897, belakangan disebut The Battle of Armagedon).
Dipercayai bahwa kedatangan Yesus keduakali pada tahun 1874 adalah melakukan persiapan selama 40 tahun dimana masa itu Yesus melakukan perang besar yaitu perang Harmagedon (Why.16:14-16) dan kerajaan 1000 tahun dibawah pemerintahan Kristus akan dimulai. Perang itu berakhir pada bulan Oktober 1914 dimana kerajaan-kerajaan dunia dan kerajaan gereja (susunan Kristen) akan musnah atau berakhirnya ‘Zaman Orang Kafir’ (Watch Tower, January 1886; Studies in the Scripture jilid II, h.91; Karena Allah itu Benar Adanya, h.206). Disebutkan bahwa "This is another strong coroborative proof of the Lord’s Presence and the end of the world, beginning in 1914" (Creation, h.307).

TAHUN 1914
Sebenarnya ramalan SSY tentang zaman akhir sudah diarahkan dimulai tahun 1799 dan selanjutnya dengan memperhitungkan tahun sabat-akbar 2500 tahun (50X50) disebutkan bahwa pada tahun 1874 Yesus telah datang dalam keadaan roh untuk mempersiapkan pemerintahannya di bumi. Dengan memperhitungkan angka hukuman 7 kali lipat maka diperolehlah angka 7X360 = 2520 tahun (lipat dianggap tahun dan tahun dihitung harinya) diperoleh tahun 1914 sebagai angka Akhir Zaman atau Akhir Dunia/Kiamat. Disebutkan dengan yakin oleh Russel "This is another strong coroborative proof of the Lord’s Presence and the end of the world, beginning in 1914"

Penentuan tahun ramalan itu di dasarkan perhitungan angka-angka dalam Alkitab yang ditafsir secara harfiah & alegoris. Angka 1914 diperoleh juga dari perhitungan angka 2520 dalam Why.12:6,14, (‘Pemerintahan yang Akan Mendatangkan Firdaus’, h.20, salah cetak disebut 2250). Yang menjadi masalah angka 2520 itu dianggap dimulai ketika Babel menyerbu Yerusalem pada tahun 607/606sM. Di sini kita dapat melihat bagaimana SSY kurang menguasai data sejarah, sebab semua buku-buku sejarah sepakat bahwa tahun penyerbuan Babel ke Yerusalem terjadi pada tahun 587/6sM. Banyak anggota SSY yang terbuka akan kebenaran sejarah mundur, namun yang lain tetap menggunakan tahun fiktif itu.
Pada 1914 Yesus dianggap mulai memerintah kerajaan 1000 tahun dan iblis dicampakkan ke bumi dalam perang Armagedon. Sejak waktu itu sisa SSY yang akan memerintah bersama Yesus mulai menyiarkan ajaran SSY di seluruh bumi. Ayat-ayat Mat.25:31-46 mengenai perumpamaan Domba dan Kambing ditafsirkan secara alegoris bahwa domba-domba adalah SSY dan kambing-kambing adalah para pengikut agama palsu (a.l. Karena Allah Itu Benar Adanya, h.209; Pemerintahan yang Akan Mendatangkan Firdaus, h.23).
Setelah setan dicampakkan maka 144.000 SSY terpilih akan memerintah bersama Yesus di sorga dan sisa SSY lainnya akan hidup dalam suasana damai sejahtera di firdaus di bumi. Suatu pengharapan utopia yang merupakan dambaan SSY. Jadi, SSY diperhadapkan dengan kengerian perang Armagedon dan daya tarik surgawi dan firdaus di bumi dimana terjadi kebangkitan orang mati dan terdapat perdamaian antar manusia dan antar manusia dengan hewan (Yes.11:6-9). Semua penganut agama palsu akan dimusnahkan (tidak dipercayai adanya neraka).

TAHUN 1915
Kecuali Perang Dunia yang singkat, dan tidak menunjukkan bahwa nubuatan Why.11:18 tentang pembinasaan bumi terbukti, menyebabkan ramalan SSY perlu direvisi kembali karena pada tahun 1914 tidak ada tanda-tanda berakhirnya pemerintahan duniawi dan kehancuran kekristenan. Akibatnya Russel kembali merevisi tahun itu menjadi tahun 1915 dan setelah terlewati diramalkan ulang menjadi tahun 1918. Pada tahun-tahun itu pemerintahan dunia dan susunan Kristen / gereja ternyata tetap berdiri, dan yang terjadi adalah ‘end of Russel’ karena pada tahun 1916 ia meninggal dunia.

TAHUN 1918
Tahun 1918 terlewati tanpa tanda kiamat bahkan tahun itu ditandai dengan perdamaian untuk mengakhiri perang Dunia ke-I. Kemudian dibawah penerusnya Rutherford, disebut tahun yang baru 1925 dimana Abraham, Ishak dan Yakub diramalkan akan dibangkitkan dalam kesempurnaannya agar memerintah di bumi (Millions Will Now Living Will Never Die, h.89-90). Sekalipun pada tahun itu tetap tidak terjadi apa-apa, fanatisme akhir zaman mendorong SSY pada tahun 1929 membeli kompleks rumah di San Diego yang diberi nama ‘Beth Sarim’ yang dianggap tempat yang akan digunakan sebagai pusat pemerintahan mereka yang dibangkitkan.
Dalam film dokumenter yang meliput kotbah Russel dan Rutherford yang sangat berapi-api di stadion tentang akhir dunia/kiamat dihadapan ribuan pendengarnya, kita dapat melihat bahwa keyakinan soal ‘akhir dunia/kiamat’ (end of the world) itu memang benar-benar serius di kalangan SSY pada waktu itu. (lihat film semi dokumenter ‘The Witnesses of Jehovah’, Jeremiah Films, 1986).

Penantian masa dimulainya pemerintahan Kristus pada tahun 1914, 1918 dan 1925 sempat membuat ribuan anggota SSY berduyun-duyun berdatangan ke Amerika dari Eropah untuk menanti hari kebangkitan kedua itu dan karena tidak terjadi kemudian menjadi masalah sosial besar bagi pemerintah Amerika Serikat menghadapi orang-orang frustrasi yang banyak itu (lihat film dokumenter ‘The Witnesses of Jehovah’). Dari literatur SSY sendiri disebut bahwa ribuan SSY pada tahun-tahun itu berhenti dari pekerjaan, menjual rumah dan mobil mereka bahkan banyak petani tidak lagi mau menanam gandum dan diselingi masa depresi tahun 1930 benar-benar ramalan kiamat ini menjadi sensasi berat pada masa itu.
Sekalipun sudah berkali-kali tidak terbukti bahwa akhir dunia/kiamat datang, mereka masih mendambakan ‘Beth Sarim’ berfungsi sesuai ramalan. Yang terjadi kemudian adalah bahwa Beth Sarim menjadi saksi dunia bahwa Rutherford mati digedung itu pada tahun 1942 dan secara diam-diam kemudian untuk menghilangkan jejak Beth Sarim dijual pada tahun 1948.

TAHUN 1975
Perhitungan-perhitungan yang tidak pernah benar tidak meredakan fanatisme SSY, sebab kemudian dihitung bahwa sebenarnya Adam diciptakan pada tahun 4026sM dan 6000 tahun akan berakhir pada tahun 1975 dimana kerajaan 1000 tahun akan benar-benar berdiri dimana Kristus akan memerintah. Dalam publikasi SSY disebutkan bahwa banyak yang menjual rumah dan berhenti bekerja untuk menyambut berakhirnya kerajaan duniawi atau kiamat pada tahun 1975 (How Are You Using Your Life?, Kingdom Ministry, May 1974, h.3). Disebutkan bahwa "the battle of Armageddon will be all over by the autumn of 1975, and the long-looked-for thousand years reign of Christ will begin by then." (Watchtower, August 15, 1968).
Kembali tahun 1975 tidak terjadi pemusnahan pemerintah-pemerintah dunia bahkan susunan Kristen yaitu gereja-gereja pada tahun itu mengalami perkembangan pesat dengan adanya perkembangan kharismatik, dan zaman orang kafir ternyata belum juga berakhir. Salahnya ramalan akhir dunia/kiamat yang sudah berkali-kali itu tidak membuat SSY menyadari kesalahan fanatisme mereka dalam perhitungan ramalan akhir zaman/akhir dunia/kiamat, namun kemudian sesudah tahun 1975 berkembanglah kembali pendapat bahwa tahun 1914 adalah tahun yang benar tetapi dengan kandungan isi yang disesuaikan, yaitu hari itu bukan sebagai hari akhir dunia/kiamat (Akhir Zaman orang kafir) tetapi sebagai permulaan kerajaan 1000 tahun yang akhirnya nanti baru terjadi kiamat dengan perang armagedonnya. Kosep Akhir Zaman bergeser menjadi Zaman Akhir.

KEMBALI KE TAHUN 1914 DENGAN PENGERTIAN BARU
Dalam dasawarsa pasca 1975 terjadi kembali eforia akan buku-buku tulisan Russel sehingga ramalan 1914 itu kembali ditonjolkan tetapi disesuaikan dengan beberapa kali batalnya akhir dunia/kiamat yang diramalkan. Seri ‘Studies in the Scriptures’ yang biasa penulis pelajari dicetak pada tahun 1990-an oleh ‘Bible Students Congregation of New Brunswick’, seratus tahun setelah buku itu ditulis oleh Russel.
Sekalipun ramalan-ramalan tentang Akhir Zaman Orang Kafir dan Kiamat selama ini belum pernah terjadi, tidak sedikit SSY yang kemudian mengembangkan doktrinnya dengan mengatakan bahwa ‘Kiamat’ sebenarnya terjadi setelah kerajaan 1000 tahun berakhir. Di sini kita dapat melihat bahwa ketika kiamat yang berarti hari penghakiman dan berakhirnya hari-hari pemerintahan duniawi dan susunan Kristen tidak terjadi, maka pengertian kiamat itu diberi waktu sesuai pengertian baru, yaitu pada akhir masa kerajaan 1000 tahun, suatu pergeseran konsep dari ‘akhir zaman’ ke ‘zaman akhir.’
Sebelumnya sedini tahun 1914 sudah diramalkan soal kiamat. Dalam kamus Indonesia-Inggeris disebut bahwa ‘kiamat’ adalah ‘day of judgement’ dan ‘end of days’ yang dengan jelas bisa kita jumpai dalam publikasi SSY sebelum tahun-tahun 1914, 1918, 1925 maupun 1975, namun tidak terjadinya ‘judgement day’ dan ‘end of days’ dari pemerintahan dunia dan susunan Kristen pada tahun-tahun tersebut menyebabkan diubahnya pengertian ‘kiamat’ itu.

AJARAN YANG BERUBAH-UBAH
Memang sulit untuk menelusuri pemikiran SSY khususnya dalam hubungan dengan ramalan-ramalan akhir zaman/kiamat, soalnya kesalahan perhitungan yang semula diyakini dengan begitu fanatik bisa saja dianggap kemudian sebagai perhitungan yang belum sempurna dan diubah/diganti dengan tahun lainnya, dan dalam kasus 1914 malah kembali kepada ramalan sebelumnya yang sudah dianggap salah namun dengan pengertian baru. Dalam buku SSY disebutkan bahwa pemikiran mereka bersikap progresif:
"Pengertian yang jelas tentang Firman Allah tidak datang sekaligus. Dalam banyak kasus, Siswa-siswa Alkitab dapat menangkap sari perincian pola kebenaran tetapi belum melihat gambar yang lengkap. Meskipun demikian, mereka rela belajar. Mereka tidak terbelenggu oleh kredo; mereka progresif. Mereka membagikan apa yang mereka pelajari." (Saksi-Saksi Yehuwa Pemberita Kerajaan Allah, h.132)
Kembali di sini kita dapat melihat betapa SSY menggunakan Alkitab sebagai buku primbon yang angka-angkanya dijadikan teka-teki kronologi sejarah, dan bila nubuat semula tidak terjadi selalu ada tahun kambing hitam lainnya yang direka-reka untuk memuaskan keinginan manusiawi.
Tuhan Yesus berfirman:
"Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya." (Kis.1:7).
Sebenarnya kalau SSY mau belajar terbuka sesuai ucapan kerelaan diatas (jadi tidak mengikuti indoktrinasi pusat di ‘Bethel-Brooklyn’ yang sudah terbukti banyak salahnya), yaitu dengan belajar dari terjemahan Alkitab yang sesuai kaidah bahasa seperti yang dimiliki oleh umat Kristen, tentu mereka tidak perlu setiap kali merevisi nubuatan-nubuatan rekaan manusia yang selalu salah itu dan mau dengar-dengaran akan sabda Roh Kudus sendiri yang menerangi umatnya dalam mengerti Firman Allah (susahnya mereka tidak mengakui Roh Kudus sebagai pribadi, melainkan sekedar kekuatan ilahi saja).
"tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu." (Yoh.14:26).
Sampai saat ini SSY dalam kampanyenya tetap menekankan soal Akhir Zaman dengan pengertian terakhir ini dan menawarkan suatu utopia surga dibalik armagedon yang mengerikan, namun karena sampai sekarang surga sudah penuh dengan 144.000 orang-orang SSY yang sudah meninggal, maka lainnya diberi tempat tinggal secara kekal di firdaus di bumi dan manusia non-SSY dari semua agama dunia akan dimusnahkan. Suatu pembagian dimana ada manusia SSY kelas satu (surgawi) dan kelas 2 (firdaus duniawi), dan yang bukan SSY sebagai akan ‘mati kekal’ (musnah). Yang terakhir memang bukan pilihan yang tidak enak karena tidak dipercaya adanya neraka